Sunday, January 31, 2016

Kemuliaan Wajah Rasulullah SAW Dan Wajah Nabiyullah Yusuf AS

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=829583043314962944;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=6;src=link


"Kemuliaan Wajah Rasulullah SAW Dan Wajah Nabiyullah Yusuf AS"

Sayyid Muhammad bin 'Alawy Bin Abbas Al Maliki tentang perbedaan wajah nabiyullah Yusuf AS dengan wajah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana dahulu di masa nabi Yusuf AS para wanita memotong jari-jarinya karena indahnya wajah nabi Yusuf As, "Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya , mereka terpesona kepada (keelokan rupanya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri, seraya berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia, sungguh ini adalah malaikat yang sempurna" (QS. Yusuf : 31 ).

Maka berkatalah As Syaikh Muhammad bin 'Alawy Al Maliki menukil salah satu riwayat sahabat bahwa Allah tidak menampakkan keindahan wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara keseluruhan di muka bumi, hanya 1 keindahan dari 10 bagian yang diperlihatkan, jika seandainya yang 9 bagian itu ditampakkan juga maka orang-orang akan mengiris hatinya tanpa terasa karena indahnya wajah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, ٍNabi Muhammad Saw dan Nabi Yusuf As keduanya mendapatkan keistimewaan ketampanan yang masyhur. Namun Nabi Muhammad Saw memiliki sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh Nabi Yusuf As yaitu al Haibah al Jalaliyah wa Dlou-un Nuroniyah.

Haibah yang tidak di miliki oleh Nabi Yusuf As ini membuat ketampanannya menghipnotis para wanita dan digandrungi banyak orang. Haibah yang tidak dimiliki Nabi Yusuf As ini juga menyebabkan kakak-kakaknya mendengki padanya dan berusaha mencelakainya. al Haibah al Jalaliyah yang dimiliki Nabi Muhammad Saw menjadikan kewibawaannya lebih mendominasi daripada ketampanannya, hingga tak seorangpun wanita berani menatapnya karena rasa hormat kepadanya, apalagi tergila-gila seperti yang dilakukan tuan putri Zulaiha pada Nabi Yusuf As.

Rasulullah Saw juga memiliki Dlou-un Nuroniyah, cahaya yang menerangi, dikisahkan suatu saat isteri nabi menjahit baju, tiba-tiba lampunya mati, karena saking terkejutnya jarum yang digunakan menjahit itu terlempar entah kemana. Ketika Nabi Saw keluar dan bertanya ada apakah gerangan? Seketika itu isteri nabi Saw melihat cahaya dari tubuh Nabi Saw hingga jarum yang terlempar itu bisa terlihat. 

Berikut pemaparan dari para sahabat Rasulullah saw tentang :

"Penampilan dan Ketampanan Rasulullah Saw" : 

1. Imam Ghazzali ra' Ihya Ulum-Id-Din : " Rasulullah saw. memiliki jasmani yang tampan. Sebagian orang menyatakan senyuman beliau seindah bulan purnama. Hidungnya tipis. wajahnya halus. janggutnya tebal. lehernya indah. jika cahaya matahari menyinari lehernya, hal itu tampak seperti campuran antara perak dan emas. bagian diantara pundaknya begitu lebar". 

2. Dari Anas bin Malik ra : "Rasulullah, tidak terlalu tinggi atau pendek. beliau tidak pucat pasi atau pun gelap. tidak memiliki rambut keriting atau pun lurus. Allah mengutusnya sebagai Rasul pada umur empat puluh. Beliau tinggal di Mekah selama sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun dan Allah Yang Maha Agung, mengambil nyawa beliau pada usia enam puluh (63). Tidak lebih dari dua puluh uban yang berada di rambut dan janggutnya. Semoga Allah memberkahi dan memberi kedamaian padanya". 

3. Shamaa-il Tirmidhi ra : "Rasulullah saw. begitu bersih, rapi, indah dan tampan". 4. Bara' bin Azib r.a : " Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih tampan daripada Rasulullah saw. Rambut beliau panjang sampai ke pundaknya. Bagian di antara pundaknya begitu lebar. Beliau tidak terlalu tinggi ataupun pendek ". 

5. Ibrahim bin Muhammad r.a : " Ketika Ali r.a menggambarkan Rasulullah saw, ia berkata, 'Beliau tidak terlalu tinggi atau pendek, melainkan seorang pria dengan tinggi sedang. Rambut beliau tidaklah keriting ataupun bergelombang namun paduan daripadanya. Kulit beliau agak putih kemerahan. Beliau memiliki bagian mata yang hitam dan bulu mata yang panjang. Beliau memiliki bagian yang menonjol dari tulang belikatnya. Diantara pundak beliau terdapat tanda kenabian. Beliau memiliki dada yang paling sempurna dibanding orang lain. Memiliki perangai yang lemah lembut dan silsilah yang paling mulia. Mereka yang melihatnya langsung berdiri dengan perasaan kagum kepadanya dan mereka yang berkenalan langsung mencintainya. Mereka menggambarkan beliau mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat seorang pun seperti beliau dulu ataupun setelahnya ". 

6. Sayyidina Hasan r.a : "Beliau memiliki kualitas dan penampilan yang sempurna; yang lain juga menghargainya begitu tinggi. Wajahnya yang penuh berkah bersinar seperti bulan purnama. Beliau lebih tinggi daripada pria yang tinggi. Rambutnya ikal. Jika rambutnya terbelah tanpa sengaja, beliau akan membiarkannya saja, kalau tidak, maka beliau tidak membuatnya menjadi terbelah di tengah. Rasulullah saw memilki corak kulit yang berkilauan dan dahi yang lebar. Alis beliau begitu tebal dan rapi. Leher beliau begitu indah dan tipis, seperti patung yang terpahat dengan rapi.Warna kulitnya begitu jelas, bersinar dan indah laksana perak. Seluruh bagian tubuhnya memiliki ukuran yang sempurna. Tubuh beliau tersusun dengan sempurnanya..".

"Ya Allah Ya Allah Ya Allah Allahumma shalli ala sayyidina Muhamad kelak wajah itu akan diperlihatkan di telaga Haudh. Semoga kita diizinkan memandang wajah yang indah itu, amin.... Semoga Bermanfaat"

Friday, January 29, 2016

Rajin ibadah Tapi Masuk Neraka

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=7470849383466226342

Inilah Kisah Seorang Rajin Ibadah Tapi Masuk Neraka. Sebuah Alkisah menceritakan ada dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil. Yang satu sering berbuat dosa, sementara yang satunya lagi sangat tekun beribadah. Sang rajin ibadah rupanya tak henti-hentinya menyaksikan saudaranya itu melakukan dosa hingga mulutnya rasanya tak betah untuk tidak menegur.

“Berhentilah!” Ucapnya.

Namun, Teguran seolah hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar lagi lewat telinga kiri. Perbuatan dosa berlanjut dan sekali lagi tak luput dari mata saudaranya yang rajin beribadah. 

“Berhentilah!” Ucapnya kembali.

Si pendosa lantas menyahut, “Tinggalkan aku bersama Tuhanku. Apakah kau diutus untuk mengawasiku?” 

Saudara yang rajin ibadah pun membalas perkataannya, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu. Allah tidak akan memasukkanmu ke surga.”

" Cerita ini tertuang dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Di ujung, Hadits tersebut melanjutkan, tatkala keduanya meninggal dunia, keduanya pun dikumpulkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Kepada Seorang yang rajin beribadah, Allah bertanya,

“Apakah kau telah mengetahui tentang-Ku?

Apakah kau sudah memiliki kemampuan atas apa yang ada dalam genggaman-Ku?” 

Drama keduanya pun berlanjut dengan akhir yang mengejutkan.

BACA JUGA : 

“Pergi dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku,” kata Allah kepada si pendosa. 

Sementara kepada ahli ibadah, Allah mengatakan, “Wahai malaikat giringlah ia menuju neraka.” 

Dari kisah di atas dapat kita ambil sebuah ilmu atau pelajaran agar kita semua tidak merasa paling benar untuk hal-hal yang sesungguhnya menjadi hak mutlaq Allah. Tentu beribadah dan meyakini kebenaran adalah hal yang utama. Tapi menjadi kekeliruan tatkala sikap tersebut dihinggapi takabur dengan menghakimi pihak lain, apakah ia bahagia atau celaka di akhirat kelak. 

Sebuah kata bijak menyebutkan, “Perbuatan dosa yang membuatmu menyesal jauh lebih baik ketimbang beribadah yang disertai rasa ujub atau mengagumi diri sendiri.” " Dalam etika dakwah, Islam pun mengajarkan bahwa tugas seorang pendakwah sebatas menyampaikan, bukan memvonis seseorang, Vonis terhadap seseorang masuk neraka atau surga, sangat tidak dianjurkan karena melangkahi tuhan (Allah Swt), penguasa seluruh ciptaan. Islam menekankan umatnya untuk mengkoreksi diri sendiri (muhasabah) daripada mencari kesalahan pribadi orang lain yang belum tentu lebih buruk di hadapan Allah Swt..

"Semoga bermanfaat untuk kita semua, khususnya para pembaca blog ini"

Thursday, January 28, 2016

Meremas-remas Jemari istri Berguguranlah Dosa diantara Keduanya

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=5244889663890210114;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=5;src=link
 
Rumah tangga dalam sebuah keluarga bisa barakah jika di dalamnya ada sakinah. Mereka merasakan ketenteraman. Dalam keadaan diguncang kesulitan atau dikarunia kesuksesan, suami dan istri merasakan ketenteraman saat berdekatan. Ketika suami datang dengan wajah kusam berlipat-lipat, istri memberi sambutan hangat besemangat. Wajahnya tetap teduh dan penuh perhatian sehingga suami semakin sayang. Jika Anda mempunyai istri demikian, bersyukurlah. Anda sudah mendapatkan kunci kebahagiaan. 

Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki adalah istri shalihah yang jika dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu merasa aman, dia bisa menjaga kehormatanmu, dirinya dan hartamu; kendaraan yang baik yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai yang penuh kasih sayang.

Tiga perkara yang membuatnya sengsara adalah istri yang tidak membuatmu bahagia jika dipandang dan tidak bisa menjaga lidahnya juga tidak mem-buatmu merasa aman jika kamu pergi karena tidak bisa men-jaga kehormatan diri dan hartamu; kendaraan rusak yang jika dipakai hanya membuatmu merasa lelah namun jika kamu tinggalkan tidak bisa mengantarmu pergi; dan rumah yang sempit yang tidak kamu temukan kedamaian di dalamnya.

Kalau keluarga Anda penuh barakah dan Allah melimpahkan barakah atas keluarga Anda, maka Anda akan mendapati rumah tangga yang diliputi oleh mawaddah wa rahmah (ketulusan cinta dan kasih- sayang). Kalau suami resah, ada pangkuan istri yang siap merengkuh dengan segenap pera-saannya. Kalau istri gelisah, ada suami yang siap menampung airmata dengan dekapan hangat di dada, serta usapan tangan yang memberi ketenteraman dan perlindungan. Tanpa adanya sakinah, mawaddah wa rahmah, keluarga sulit mencapai barakah dan penuh dengan kebarakahan.

Suami-istri tidak bisa saling mencurahkan kasih- sayang secara penuh. Mereka tidak bisa saling menerima, mempercayai dan memaafkan kekurangan- kekurangan, padahal setiap kita selalu punya kekurangan. Di sini keluarga dipenuhi oleh keluh-kesah dan kekecewaan. Bukan oleh keadaan ekonomi, melainkan oleh ketidakpuasan terhadap teman hidupnya beserta keluarganya. Sehingga interaksi antar keduanya menjadi kering, sangat periferal. Bukan dari hati ke hati, sehingga saling merindukan. Pergi tiga hari saja tidak ditunggu-tunggu kedatangannya. Apalagi sekadar terlambat pulang satu atau dua jam. Dalam keadaan yang demikian, keluarga tidak menjadi tempat terbaik untuk membesarkan anak dan menumbuh-kan kekuatan jiwa mereka. Rumah menjadi tempat yang sempit, sehingga anak-anak dan suami tidak menemukan kedamaian di dalamnya. Meskipun secara fisik, rumah cukup besar dan megah.

Jadi, jika Anda mendo’akan barakah, insya-Allah Anda juga mendo’akan sakinah, mawaddah wa rahmah bagi keluarga yang akan dibangun oleh pengantin baru itu. Anda juga mendo’akan mereka mendapatkan keturunan yang barakah. Biar anak banyak asal barakah, sungguh sangat alhamdulillah. Mendo’akan barakah sama seperti menyuruh shalat. Kalau Anda menyuruh saya melakukan shalat, berarti Anda juga menyuruh saya untuk berwudhu atau malah mandi jinabah jika saya sedang berhadas besar. Sebab, tidak bisa saya melakukan shalat kalau saya berhadas.

Kalau Anda menganjurkan saya shalat dengan khusyuk dan tenang, berarti Anda juga menganjurkan saya menghi-langkan perintang-perintang ketenangan. Anda tetap bisa shalat, tetapi ketika isya’ itu perut Anda melilit-lilit shalat Anda tidak bisa tenang. Karena itu makanlah lebih dulu. Semoga shalat Anda lebih sempurna. Tetapi kalau Anda menyuruh seseorang mandi, tidak secara otomatis menyuruh seseorang itu shalat. Begitu juga kalau Anda mendo’akan banyak anak, belum tentu barakah. Malah anak bisa menjadi fitnah yang menyusahkan orangtua dunia akhirat. Ini tidak berarti Anda tidak boleh meraih kesenangan dan bercanda dengan anak istri. Malah sebagaiman ditunjukkan di awal tulisan ini, kita banyak ditunjukkan dan “diperintahkan” untuk memperoleh kesenangan- kesenangan itu. Bahkan, berjima’ pun bernilai ibadah. Kalau Anda berhubungan intim, Anda akan mendapat pahala shalat Dhuha. 

Kalau Anda meremas-remas jemari istri dengan remasan sayang, dosa-dosa Anda berdua berguguran. Kalau Anda menyenangkan istri sehingga hatinya bahagia dan diliputi suka cita, Anda hampir-hampir sama dengan menangis karena takut kepada Allah. SubhanaLlah. Maha Suci Allah. Ia memberi keindahan. Ia juga memberi pahala dan ridha- Nya. “Barangsiapa menggembirakan hati seorang wanita (istri), “kata Rasulullah Saw., ” seakan-akan menangis karena takut kepada Allah. Barangsiapa menangis karena takut ke-pada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka.” “Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan istrinya memperhatikan suaminya,” kata Nabi Saw. menjelaskan, “maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh rahmat. Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya (diremas-remas), maka bergu-guranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jari-jema-rinya.” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudzri r.a.).

Bahkan, pahala yang didapatkan ketika bersetubuh dengan istri bisa mencapai tingkat pahala mati terbunuh dalam perang di jalan Allah. Nabi kita Muhammad al- ma’shum bersabda, “Sesungguhnya seorang suami yang mencampuri istrinya, maka pencampurannya (jima’) itu dicatat memperoleh pahala seperti pahala anak lelaki yang berperang di jalan Allah lalu terbunuh.” Mengenai hadis yang disebut terakhir ini, saya tidak menemukan keterangan lebih lanjut. Tetapi dari berbagai hadis tentang jima’ dan bercumbu, kita mendapati bahwa ke-duanya merupakan sesuatu yang dihormati dan bagi yang melakukannya secara sah, Allah memberi pahala yang besar. Bahkan, orang yang meninggalkan jima’ bisa “keluar dari Islam” (tidak termasuk ummat Muhammad) manakala tindakannya menyebabkan suami atau istri mengalami penderitaan. 

Wallahu A’lam bishawab. 

Sumber: Kupinang dengan Hamdallah/Muhammad Fauzhiel Adhiem

Wednesday, January 27, 2016

Arti Sakinah, Mawaddah, Warahmah

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=7284457509434198504;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=5;src=link

Kata-kata ini setidaknya mungkin cukup populer dalam pernikahan "Sakinah Mawaddah Warahmah", kira-kira anda pernah mendengar kata-kata ini dimana yah ?? Mungkin anda sering mendengar ucapan ini dari seorang MC yang membawakan sambutan di acara pernikahan, atau mungkin dari guru agama anda, atau dari teman anda mungkin? Tapi yang jelas, akhir-akhir ini ucapan sakinah mawaddah warahmah begitu populer di televisi, banyak ustadz-ustad muda yang mengucapkan ucapan ini, tak pelak banyak artis-artis yang ikut-ikutan pula mengucapkan kata-kata ini pada rekan-rekan artisnya ketika sedang menempuh hidup baru, atau bahkan dalam skenario sinetron. 

Akan tetapi, ketika anda mengucapkan kata-kata “Sakinah Mawadah Warahmah”, apakah anda mengetahui arti dari makna ucapan tersebut?? Mungkin ada yang tahu dan ada yang tidak, lebih banyakan yang mana ya, yang tahu artinya atau yang tidak tahu artinya?? Mari Kita Bahas Saja Deh.

Arti dari “Sakinah Mawadah Warohmah” dan Asal-Usul kata tersebut: Tiga kata utama (SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH) tersebut sejatinya merupakan istilah khas Arab-Islam yang dirujuk dari QS. Ar-Rum ayat 21. ﻭﻣﻦ ﺁﻳﺎﺗﻪ ﺃﻥ ﺧﻠﻖ ﻟﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﻧﻔﺴﻜﻢ ﺃﺯﻭﺍﺟﺎ ﻟﺘﺴﻜﻨﻮﺍ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻭﺟﻌﻞ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﻣﻮﺩﺓ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺇﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻟﺂﻳﺎﺕ ﻟﻘﻮﻡ ﻳﺘﻔﻜﺮﻭﻥ Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri (manusia), supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah)kepadanya, dan dijadikan- Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang(mawaddah wa warahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum [30]:21).

SAKINAH 

Pengertian Sakinah : Sakinah menurut bahasa berarti kedamaian, ketenteraman, ketenangan, dan kebahagiaan. Dalam sebuah pernikahan, Pengertian sakinah berarti membina atau membangun sebuah rumah tangga yang penuh dengan kedamaian, ketentraman, ketenangan dan selalu berbahagia. Sakinah berasal dari kata litaskunu (diambil dari kata litaskunu ilaiha dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum, 30:21) sakana – Sakinah yang berarti Tenang, “Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain” Jadi Sakinah dapat diartikan secara sederhana dengan aman, tentram, tenang dan saling melindungi. 

Isteri dapat menjadi tempat berteduh bagi suami dan begitu juga sebaliknya. Makna Litaskunu menurut Ibnu kastir : Lita’ Tafu : Saling mengikat hati (QS. Al-Anfal : 63) Faktor ikatan hati adalah iman, bukan harta, kedudukan, apalagi wajah seseorang. Tamilu ‘Ilaiha : Kamu condong kepadanya. Condong pikiran, perasaan, tangggung jawab. Di sini akan diketahui bahwa kewajiban seorang isteri adalah taat kepada suami. Jadi, masak, mencuci, dan lain sebagainya itu bukanlah sebuah kewajiban, melainkan perbuatan dalam rangka ketaatan pada suami. Tadma’inubiha : Kamu merasa tenang dengannya. Secara sederhana Sakinah adalah Tenang, Tentram.

MAWADDAH 

Pengertian Mawaddah : Mawaddah menurut bahasa berarti Cinta atau harapan. Dalam sebuah Pernikahan, Cinta adalah hal penting yang harus ada dan selalu ada pada sebuah pasangan suami Istri. Dan Mawaddah berarti Selalu mencintai baik dikala senang maupun sedih. Mengenai pengertian mawaddah menurut Imam Ibnu Katsir adalah al mahabbah (rasa cinta), Dalam tafsir al Alusi penulis mengutip pendapat Hasan, Mujahid dan Ikrimah yang menyatakan mawaddah adalah makna kinayah dari nikah yaitu jima’ sebagai konsekuensi dari pernikahan. 

Menurut Hasan Al-Basri, mawaddah adalah metamorfosa dari hubungan suami istri. Jika rumah tangga adalah mesin, maka mawaddah adalah dinamonya. Di antara ciri Mawaddah adalah : a. Saling memberi hadiah. b. Selalu mengingat kebaikannya. c. Selalu berkomunikasi dan saling terbuka. Mawaddah adalah sebuah kelapangan dada untuk saling menerima kekurangan masing-masing ﻫﻦ ﻟﺒﺎﺱ ﻟﻜﻢ ﻭﺃﻧﺘﻢ ﻟﺒﺎﺱ ﻟﻬﻦ Artinya: “Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS Al-Baqarah [2]: 187) Satu sama lain (Suami Istri) harus saling menutupi kekurangan pasangannya dan bersinergi untuk mempersembahkan yang terbaik. 

WA-RAHMAH 

Pengertian Warahmah : Warahmah memiliki kata dasar rohmah yang artinya kasih sayang. dan kata wa disini hanya sebagai kata sambung yang maknanya dan. Wa-Rahmah Ini adalah hasil akhir dari sakinah dan mawaddah yaitu kasih sayang, Ada juga yang mengatakan bahwa ar-rahmah bagi orang yang sudah tua, sedangkan mawaddah berlaku bagi orang yang masih muda. Implementasi dari mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling menjaga, melindungi, saling membantu, memahami hak dan kewajiban masing-masing antara lain memberikan nafkah bagi laki-laki.

KESIMPULAN : Apabila kita gabung arti dari “sakinah mawaddah warrohmah” berarti Keluarga yang selalu diberikan kedamaian, ketentraman , selalu penuh dengan cinta dan kasih sayang. Jadi pengertian umum dari kalimat sakinah, mawadah wa rahmah adalah damai, tenang dan tentram dalam cinta dan kasih sayang . 

Tapi sebenarnya doa untuk pengantin, menurut sunnah adalah : “BAARAKALLAAHU LAKA WA BAARAKA ‘ALAIKA WA JAMA’A BAINAKUMAA FI KHAYR” “Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.” HR. Penyusun-penyusun kitab Sunan, kecuali An- Nasai dan lihat Shahih At-Tirmidzi: 1/316. 

 "Semoga Anda Semua Mendapatkan Keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah"

Tuesday, January 26, 2016

Rabi'ah binti Ka'ab meminta akhirat

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=5962784051956165324

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW melihat semangat dan kesungguhan Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami dalam membantu dan melayani keperluan beliau, Rasulullah bersabda, “Mintalah kepadaku wahai Rabi’ah! Niscaya aku akan memberimu.”

Mendengar tawaran itu, Rabi’ah lalu menjawab, “Aku akan berpikir dahulu wahai Rasulullah! Nanti aku akan memberitahukannya kepadamu.”

Maka, Rabi’ah pun berpikir apa yang hendak ia minta dari sang kekasih Allah tersebut. Sudah barang tentu semua yang dipinta dapat dipenuhi Rasulullah, baik itu urusan yang bersifat dunia maupun urusan akhirat kelak. Karena, Rasulullah sangat dimuliakan Allah SWT sehingga doa dan permintaannya akan dikabulkan.

Dalam benak Rabi’ah, jika ia meminta dunia, itu sungguh sesuatu yang hanya bersifat sementara. Semua yang ada di dalamnya fana dan pasti akan lenyap dalam sekejap mata.

Dan sesungguhnya selama hidup di dunia ini, Allah telah memberi rezeki yang cukup dan selalu mendatangi siapa pun hamba-Nya yang memerlukan.

Setelah merenung dan terus memikirkannya, Rabi’ah mencapai suatu tekad untuk meminta akhirat. Ia menemui Rasulullah untuk menyampaikan permintaannya. Tatkala Rasulullah didatangi Rabi’ah, beliau bertanya, ”Apakah yang telah kamu perbuat wahai Rabi’ah?”

Rabi’ah Menjawab, “Wahai Rasulullah, aku meminta kepadamu agar engkau sudi memberi syafaat kepadaku di sisi Rabbmu, agar Dia membebaskanku dari api neraka.” Mendengar permohonan Rabi’ah itu, Rasulullah kembali bertanya, “Siapakah kiranya yang telah menyuruhmu untuk meminta hal ini?”

Rabi’ah menjelaskan, tidak ada seorang pun yang menyuruhnya meminta demikian. Permintaan itu lahir setelah ia berpikir dan merenungi jika segala yang ada di dunia ini hanyalah bersifat sementara.

Rabi’ah hanya meminta Rasulullah yang kedudukannya begitu mulia di sisi Allah, berkenan mendoakannya agar selamat di akhirat yang abadi.

Mendengar penjelasan Rabi’ah, Rasulullah berdiam sejenak lalu bersabda, “Aku akan memenuhi permintaanmu, bantulah aku atas dirimu dengan engkau banyak-banyak bersujud (banyak melaksanakan shalat).” (Sebagaimana diriwayatkan oleh sang pelaku sejarah Imam Ahmad bin Hanbal).

Subhanallah … itulah yang dipinta Rabi’ah ketika mendapat kesempatan emas. Seandainya ia meminta jabatan, harta, dan kesenangan dunia, pasti Rasulullah tetap berupaya memberikannnya.

Sebaliknya, kesempatan emas yang belum tentu didapatkan setiap manusia itu, Rabi’ah gunakan untuk mempersiapkan kehidupannya di akhirat.

Ia meminta agar selamat dari api neraka dan menikmati indahnya surga yang abadi. Demikianlah sekiranya kita yang mengaku sebagai umat Rasulullah, jika ada tawaran dari pemimpin kita atau dari siapa pun yang itu bersifat duniawi bahkan penuh dengan konspirasi. Sepatutnya kita menolak tanpa ragu.

Sungguh, segala kenikmatan di dunia ini, sejatinya banyak berupa jebakan setan, yang dapat menjerumuskan umat manusia ke dalam neraka. Mari berhati-hati dan selalu meminta keselamatan akhirat yang abadi.

Belajar Ikhlas Dari Si Bapak Tukang Kerupuk

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=4033511651916294039;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=7;src=link

Suatu ketika ada kejadian yang membuat seluruh tubuh dan hati ini bergetar, seolah tersayat-sayat malu oleh seorang pedagang krupuk keliling yang tabah dan tawwakal ini, berikut kisahnya.

Saya : "pak, krupuk berapa harganya?"
 

Si Bapak : "3000 mas"

Saya : "beli 3 ya pak"


Si Bapak itu berdiri dan meraba-raba letak tas dipinggang nya..
 

Saya : "Astagfirullah... Ternyata bapak itu buta ( #dalam hati )
Saya liat bapak itu cuma bengong..
 

Saya : "ini uangnya pak"
 

Si Bapak : "3 ya. Jadi 9000"
 

Saya : "iya"
 

Si Bapak : "uangnya berapa?"

Saya : "20. 000"


Si Bapak : "bentar ya kembalian nya"


Bapak itu sibuk membongkar uang di tas nya..nyaris di keluarkan semua, di tangannya.


Si Bapak : "Ambil saja mas kembaliannya"


Saya : Seketika itu sayapun terkejut mendengar perintah dari si Bapak.
Dalam hati, aku kan cuma pengen tau gimana cara bapak itu balikin kembalian jika uangku 20ribu ...ga serius ambil kembaliannya..." Saya Lalu secara spontan saya bertanya kepada bapak itu.


Saya : "pak, Kalau saya kasih uangnya 2000 terus saya ambil kembali nya 10ribu, Bapak kan ga tau, Trus nanti bapak rugi dong?"


Si Bapak : "Gusti Allah ga akan salah alamat kasih rejeki mas, Kalau sekarang saya harus rugi, saya yakin Gusti Allah pasti lagi nyiapin rejeki lain buat saya"


Saya : "Subhanaallah, gemetar hati mendengarnya"
eechless...


Si Bapak : "udah ambil kembali nya?"


Saya : "ga usah pak.. hari ini Allah kirim rejeki untuk bapak"


Si Bapak : "Terima kasih mas"


Saya : "sama-sama.. Bapak hati-hati ya"


"Orang yang punya kekuranganpun masih giat mencari rejeki, kok yang punya kelebihan dari beliau masih malas-malasan"


"Semoga kita bisa sama-sama memetik hikmahnya"

Monday, January 25, 2016

Wanita

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=8931368490173885066

“W A N I T A” 

Tahukah engkau, bahwa yang pertama kali tinggal di Masjidil Haram adalah wanita??
Itulah ibunda kita Siti Hajar istri Nabi Ibrahim As.

Tahukah engkau, bahwa yang pertama kali beriman pada Rasulullah sholallahu alaihi wasallam adalah wanita?? Itulah istri beliau Siti Khadijah RA. 

Tahukah engkau, bahwa darah yang pertama kali tumpah di jalan ALLAH Subhanallah Ta’ala adalah darah wanita?? Itulah darah Syahidah Sumayyah ibunya Ammar bin Yasir. 

Tahukah engkau, Allah Subhanallah Ta’ala menurunkan Al-Qur’an dan di dalamnya ada surah berjudul wanita ( An-Nisa’ )??  Itulah surah ke 3 terpanjang dalam Al Qur’an.

Tahukah engkau, Nabi bersabda sholallahu alaihi wasallam : "aku berwasiat pada kalian agar baik terhadap wanita" ?? Itulah kalimat yang beliau ulang-ulang sampai 3 kali dalam khutbah perpisahan (wada’) sebelum beliau sholallahu alaihi wasallam wafat. 

Tahukah engkau, Nabi sholallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang memiliki 3 anak wanita kemudian mendidiknya dan berhasil baik dalam pendidikannya maka itu akan menjadi pembebas baginya dari api neraka,”?? Sahabat bertanya : “Bagaimana kalau 2 anak wanita saja ?” Jawab Nabi sholallahu alaihi wasallam : "2 anak wanitapun bisa" Kata Sahabat lagi : “Bagaimana kalau hanya 1 anak wanita saja ?” Jawab Nabi sholallahu alaihi wasallam : "1 anak wanitapun bisa".

Tahukah engkau, Surga terletak di bawah kaki wanita ( ibu ) ?? Sampai-sampai Habib Abu Bakar Assegaf wali qutb Gresik berkata: “ketahuilah wahai fulan doa orangtuamu itu lebih hebat dari pada doa 70 orang seperti ku”, Aljannata tahta akdamil ummahat : “Syurga itu dibawah telapak kaki ibu Apakah ada kemuliaan yang melebihi semua ini bagi wanita …? 

Katakanlah wahai wanita : “Alhamdulillah ‘alaa ni’matil Islam”

-Habib Umar bin Hafidz-

Saturday, January 23, 2016

Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Umatnya

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=8636518169592244139

Ini adalah sekelumit “kisah masa depan”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Allah SWT mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.

Lalu di antara mereka ada yang berkata, “Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”
 
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam AS.”
 
Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa’ti kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”
 
Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”
 
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa’at menghadap Rabb-mu?”
 
Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!”
 
Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?”
 
Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!”
 
Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!”
 
Lalu mereka pergi menemui Isa, dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”
 
Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at niscaya akan dikabulkan!”
 
Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!”
 
Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, “Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu surga.”
 
***
 
Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, bagaikan jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. Hajar adalah nama kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan Bushro adalah kota di Syam. Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya pintu-pintu surga itu..
 
Itulah sekelumit kisah masa depan ketika hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada ummatnya. Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. (hudzaifah)
Maraji’ : Hadits Riwayat Bukhari – Muslim.

Friday, January 22, 2016

Kisah Sepotong Roti

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=2611232967298330131;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=1;src=link


Dahulu..
ada seorang lelaki yang beribadah selama 60 tahun lamanya..
lalu ia terfitnah oleh seorang wanita..
dan berzina dengannya selama enam hari..
lalu ia sadar dan bertaubat..

ia pun pergi meninggalkan tempat ibadahnya..
lalu ia singgah di sebuah masjid..
dan tinggal di sana selama tiga hari tak ada makanan..

suatu ketika, ada orang yang memberinya roti..
ketika ia hendak memakannya..
ia melihat dua orang yang amat membutuhkan..
ia pun memotong roti..
dan memberikannya kepada keduanya..
sementara ia tak makan..

maka Allah memerintahkan malaikat untuk menimbang..
antara amalannya selama 60 tahun dan zinanya selama 6 hari..
ternyata lebih berat zina selama 6 hari..

lalu Allah memerintahkan menimbang zinanya 6 hari dengan dua potong roti..
ternyata lebih berat dua potong roti

diriwayatkan oleh Nadlr bin Syumail dari perkataan ibnu Mas'ud..
dan ibnu Abu Nuaim meriwayatkan juga kisah yang sama dari Abu Musa Al Asy'ari dengan sanad yang shahih..

lihatlah..
ibadah 60 puluh tahun dikalahkan oleh zina 6 hari..
tidakkah menjadi takut hati kita untuk berbuat maksiat..

lihat juga..
ternyata berinfak di saat kita butuh..
melebihi ibadah selama 60 tahun..

namun..
itu tak mudah..
karena jiwa amat mencintai harta..
kecuali orang yang Allah berikan kekuatan

Sumber :  Ust Abu Yahya Badrusalam, Lc

Thursday, January 21, 2016

Rekening Tertua Di Dunia Berumur 1400 Tahun

Hasil gambar untuk utsman bin affan



Atas Nama Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu

1. Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada satu bank di Saudi Arabia yang sampai saat ini menyimpan rekening atas nama USMAN BIN AFFAN.

2. Apa kisah sebenarnya di balik pembangunan hotel 'Usman bin Affan Ra’ yang saat ini sedang di bangun dekat Masjid Nabawi?

Apakah ada anak cucu keturunan Usman saat ini yang membangunnya atas nama moyang mereka?

Penasaran? Ikuti kisahnya berikut ini. Barangkali kita dapat mengambil pelajaran.

3. Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih.

4. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi'ru Rumah, milik seorang Yahudi pelit dan oportunis. Dia hanya mau berbagi air sumurnya itu secara jual beli.

5. Mengetahui hal itu, Usman bin Affan mendatangi si Yahudi dan membeli 'setengah’ air sumur Rumah. Usman lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin.

6. Dengan semakin bertambahnya penduduk Muslim, kebutuhan akan air jernih pun kian meningkat. Karena itu, Usman pun akhirnya membeli 'sisa’ air sumur Rumah dengan harga keseluruhan 20.000 dirham (kl. Rp. 5 M). Untuk kali ini pun Usman kembali mewakafkannya untuk kaum Muslimin.

7. Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun nan luas.

Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).

8. Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.

9. Kerajaan Saudi, melalui Kementrian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.

10. Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf.

Dengan begitu 'kekayaan’ Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.

11. Di atas tanah tersebut, saat ini tengah dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari 'rekening’ Usman.

Pembangunan hotel tersebut kini sudah masuk tahap akhir. Rencananya, hotel 'Usman bin Affan’ tersebut akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama.

12. Melalui kontrak sewa ini, income tahunan yang diperkirakan akan diraih mencapai lebih 50 juta Riyal (lebih Rp. 150 M).

Pengelolaan penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di 'rekening’ Usman bin Affan.

13. Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut tercatat pada Dinas Tata Kota Madinah atas nama Usman bin Affan.

14. Masya Allah, saudaraku, itulah 'transaksi’ Usman dengan Allah. Sebuah perdagangan di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun…..berapa 'keuntungan’ pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah Swt..

Itu asli “amal jariyah”!!! Semoga kita mampu mengikuti jejaknya (Utsman bin Affan). Allahumma Aamin…

Sumber : Ustadz Almahdi Akbar, Lc, MH

Wednesday, January 20, 2016

Ulama Syiah Berubah Menjadi Babi

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=7029154106622024801;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=0;src=link

Pada perayaan Maulid Nabi Muhammad s.a.w di Ponpes Anwarut Taufiq, Kota Batu (17/1/2016), yang diasuh oleh Habib Achmad Jamal bin Thoha Baagil, salah satu penceramah yang berasal dari Malang, KH. Nur Hasanudin bertutur tentang kisah pribadinya ketika bersama gurunya ulama besar Aswaja Sayyid Prof. DR. Muhammad bin Alawy Al Maliki di Makkah
Beliau mengisahkan dari Sayyid Maliki yang mendengar langsung dari salah satu cucunya bahwasanya ada salah satu Ulama Sunni dan Ulama Syiah di sebuah kota. Pada satu ketika, ulama syiah ini mengundang ulama sunni untuk mengisi ceramah di rumahnya. Namun tidak serta merta dipenuhi undangan tersebut hingga sampai yang ketiga kalinya.
Pada undangan yang ketiga, ulama sunni memenuhi undangan tersebut dan datang ke rumah ulama syiah.

Sesampai di rumahnya, dia teringat akan sesuatu dan disampaikan kepada tuan rumah, “Saya tadi lupa belum melaksanakan shalat dhuha, bolehkah saya numpang shalat dhuha di rumah ini?” ujar ulama sunni tersebut. “Oh, baik. Silahkan anda shalat dhuha dulu,” jawab ulama syiah.

Ketika ulama sunni melaksanakan shalat dhuha, samar-samar dia mendengar obrolan ulama syiah dengan keluarganya, “Alhamdulillah, akhirnya dia berkenan datang ke rumah kita. Saya ingin menjamunya dengan jamuan yang istimewa.

Siapkan ‘Aisyah’ untuk disembelih dan hidangkan untuk tamu kita.” ujarnya.

Mendengar ucapan ulama syiah, dia terkejut dan penasaran, apa yang dia maksud dengan ‘menyembelih Aisyah?’

Maka dia percepat shalat dhuha-nya dan dia datangi tuan rumah, “Maaf, ditengah shalat dhuha tadi saya mendengar kau akan menghidangkan sesuatu kepada saya. Apa itu?” tanyanya kepada ulama syiah yang mengundangnya. “Ya, saya akan sembelihkan ‘Aisyah’ untuk anda. Karena ketika saya mengundangmu yang pertama kali, saya menyembelih ‘Abu Bakar’, namun anda tidak datang.

Undangan yang kedua, saya menyembelih ‘Umar’, namun lagi-lagi anda tidak datang. Dan sekarang yang tersisa dari kambing saya cuma si ‘Aisyah’, jadi akan saya sembelih dia untuk anda.” jelas ulama syiah kepada tamunya.

Mendengar penjelasan dari tuan rumah, ulama sunni tersebut terkejut dan kaget.

“Apa? Kamu akan menyembelih kambing yang kau sebut ‘Aisyah’? Baiklah jika begitu tunggulah sebentar, saya akan pulang ke rumah untuk mengambil sesuatu,” ujar ulama sunni.

Selang beberapa saat kemudian datanglah ulama sunni kembali di rumah ulama syiah sambil membawa sebuah pedang yang terhunus. Dia berkata kepada tuan rumah, “Sebelum kau sembelih ‘Aisyah’, saya akan menyembelihmu terlebih dahulu,” ujarnya sambil langsung menebas kepala ulama syiah yang disaksikan oleh beberapa anggota keluarganya.

Setelah menyembelih ulama syiah, dia kembali pulang ke rumahnya dan tertidur.

Dalam tidurnya ulama sunni itu sayup-sayup mendengar kegaduhan di luar rumahnya, dan dia bangkit dari tempat tidur untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata di luar rumah sudah berkumpul masyarakat yang ingin menghakiminya. Melihat suasana itu, sang ulama sunni ketakutan dan kembali ke kamarnya. Di tengah ketakutannya, dia tertidur dan bermimpi di datangi oleh Rasulullah dengan pakaian serba putih seraya berkata, “Keluarlah, temui mereka dan katakan :

Saya tidak membunuhnya!”
Melihat mimpi itu, sang ulama sunni terbangun kemudian beranjak keluar dari kamar dan melihat ke arah jendela. Dia mengurungkan niatnya dan kembali lagi ke kamar kemudian tertidur.

Dalam tidurnya, dia kembali bermimpi didatangi oleh Rasulullah sambil berkata, “Keluarlah, temui mereka dan katakan : Saya tidak membunuhnya!”
Kembali dia terbangun dan merenung dalam ketakutan, benarkah apa yang disampaikan Rasulullah?.

Ulama sunni tersebut bimbang dan akhirnya kembali tertidur. Dalam tidurnya kali ini Rasulullah kembali datang sambil berkata,
ﻣﺎ ﻗﺘﻠﺘﻪ ﺇﻻ ﺧﻨﺰﻳﺮﺍ

“Keluarlah sekarang, dan katakan pada mereka : Saya tidak membunuhnya, karena sesungguhnya yang saya sembelih adalah seekor ‘babi’.”

Mendengar ucapan Rasulullah kali ini dia beranikan diri untuk keluar dan menemui masyarakat.

 “Wahai saudara-saudaraku, saya tidak membunuhnya!” ujarnya kepada warga yang hadir. “Bohong, kamulah yang membunuh ayah saya!” jawab anak dari ulama syiah.

“Tidak, saya tidak menyembelihnya. Yang saya sembelih adalah seekor babi hutan. Kalo tidak percaya, ayo kita lihat ke rumahnya,” jelas ulama sunni.

Mendengar itu, warga yang sudah geram dan ingin menghakimi ulama sunni kembali berbondong-bondong pergi ke rumah ulama syiah untuk membuktikan apa yang terjadi. Ketika sudah tiba di rumah ulama syiah, mereka tidak menemukan apapun kecuali bangkai babi yang tergeletak di lantai dengan kepala yang terputus.

Dalam kisah ini, KH. Nur Hasanudin mendengar langsung dari Sayyid Prof. DR. Muhammad bin Alawy Al Maliki. Sayyid Maliki mendengar cerita dari cucunya yang bertemu langsung dengan ulama sunni dalam kisah di atas.

Begitulah kondisi kaum syiah yang hobi menghujat para sahabat Nabi dan isteri-isteri Nabi s.a.w. Nabi pun tidak rela dengan kondisi itu dan menunjukkan siapa jati diri sesungguhnya bagi siapapun yang menghina keluarga serta sahabatnya.

Syekh as-Shalihi menyebutkan dalam Subulul Huda war-Rasyad (XI/169), mengutip riwayat Ibnu Asakir dan Abu al-Hasan al-Khal’i bahwa Rasulullah saw pernah bersabda kepada Sayidah Aisyah:

ﻳﺎ ﻋﺎﺋﺸﺔ، ﺇﻧﻪ ﻟﻴﻬﻮﻥ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﺃﻧﻲ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺘﻚ ﺯﻭﺟﺘﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ

“Aisyah, mati terasa ringan bagiku karena aku tahu bahwa engkau tetap menjadi istriku di surga.”
Radliyallallahu anhum. Wallahu Alam.

"semoga kita bisa memetik hikmahnya dari kisah tsb diatas"

Tuesday, January 19, 2016

inilah Syaratnya Seorang Istri Masuk Surga

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=5451219297747626698;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=0;src=link

Di antara keutamaan istri yang taat pada suami adalah akan dijamin masuk surga. Ini menunjukkan kewajiban besar istri pada suami adalah mentaati perintahnya.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga." (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia lantas ia benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampai suami tersebut ridha dengannya, maka ia dijamin masuk surga. Bisa juga makna hadits tersebut adalah adanya pengampunan dosa atau Allah meridhainya. (Lihat Nuzhatul Muttaqin karya Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, hal. 149).

Begitu pula ada hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, "Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka." (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dengan ketaatan seorang istri, maka akan langgeng dan terus harmonis hubungan kedua pasangan. Hal ini akan sangat membantu untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Islam pun memuji istri yang taat pada suaminya. Bahkan istri yang taat suami itulah yang dianggap wanita terbaik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Siapakah wanita yang paling baik?" Jawab beliau, "Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci" (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Sebagian istri saat ini melupakan keutamaan taat pada suami. Sampai-sampai menganggap ia harus lebih daripada suami sehingga dialah yang mesti ditaati karena karirnya lebih tinggi dan titelnya lebih mentereng. Wallahul mustaan.

"Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayahnya, semoga mata hati dan zahir kita selalu di buka kan oleh Allah SWT agar bisa tahu mana yang baik dan mana yang buruk"


Monday, January 18, 2016

Sebuah Penyesalan yang Tak Berguna

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=4521492645354132242


Disebuah Perkampungan yang terpencil, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota yang mengalami 4 musim yang selalu mengintai kondisi kehidupannya. Hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari anak dan ibunya...hanya berdua di antara musim dingin pada saat itu. Anak yang sebenarnya tidak diinginkan dan diharapkan untuk bisa hidup bersama dan dibesarkan olehnya seorang diri.

Memang kehidupan hedonis di masyarakat barat sudah menjadi kebiasaan yang lumrah. Perzinahan dan Kemaksiatan bukanlah suatu fenomena asing dan melanggar hukum, bahkan dilindungi oleh HAM (Hak Asasi Manusia) dan Liberalisme (Kebebasan), sehingga mereka bisa melakukannya di mana saja sekehendak hawa nafsu mereka, selama keduanya sepakat tanpa adanya rasa malu. Namun ternyata meskipun kehidupan serba bebas dan beranekaragam prilaku hedonis, satu hal yang mereka takutkan adalah mengandung anak yang "Kecolongan" dari aktivitasnya. Inilah awal dari dampak buruknya hedonisme dan prilaku dari kebebasan berekspresi.

Tingkat HIV/AIDS yang tinggi meskipun dengan memakai pelindung"Kondom" tetap saja Allah memudaratkan mereka akibat kehinaanya sebagai Manusia dan prilakunya yang menghancurkan tatanan kehidupan manusia di dunia.

Cathy, adalah salah satu wanita yang "Kecolongan" akibat perbuatan  zinanya, sehingga ia tidak tahu siapa bapak dari anak yang dikandung dan dilahirkannya. Semakin tumbuhlah anak yang tidak diinginkannya, dengan kebencian akibat kebebasan berprilaku sehingga ia curahkan kepada anaknya dengan prilaku keras yang sekarang beranjak 10 Tahun, sebut saja namanya yusuf.

Kehidupan keduanya tidak pernah mengalami ketenangan karena selalu ada masalah yang ditimbulkan dan dipermasalahkan meskipun hanya sedikit. Namun yusuf adalah seorang anak yang sangat penurut terhadap ibunya,..ia melakukan apa saja yang selalu di inginkan dan diperintahkan oleh ibunya. Setiap pagi yusuf Selalu berjualan makanan kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sementara ibunya hidup dalam kefoya-foyaan.

yusuf Berangkat setiap pagi dan harus kembali siang hari, seandainya telat dan tidak mendapatkan uang, maka punggungnya sudah siap untuk dipukuli dan tampar, bahkan dikurung digudang serta tidak dikasih makan, (sudah berzina menyiksa pula). Itulah hari-hari yusuf yang selalu diliputi kemarahan, kesedihan, keterpurukan, kegelisahan dan penderitaan yang tidak pernah berujung.

Suatu ketika, yusuf pergi berjualan seperti biasanya....bagi yusuf hari itu adalah hari istimewa buatnya,...bukan karena ia mendapat suatu rizki yang besar, namun ia menyadari bahwa hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Hari itu ia bertekad untuk menghabiskan jualannya agar uang yang didapat cukup besar untuk membelikan sebuah kado kecil untuk ibu terkasihnya meskipun ia selalu menderita ketika berada di dekatnya.

Ibu yang baru pulang dari foya-foya dengan "teman kencannya", serontak kaget melihat anak yang seharusnya menyiapkan makan siang, ternyata belum pulang...spontan darahnya naik keubun-ubun dan panas 200 derajat, merah mukanya layaknya dibakar dengan api amarah.."Dasar nih anak Iblis, jam segini belum pulang malah main-main, bukannya pulang" sahutnya dari mulut sampai berbusa. Kemarahannya semakin memuncak ketika menjelang sore yusuf belum pulang juga, sungguh tiada terkira marahnya si Ibu. Akhirnya ia punya cara yang paling efektif untuk menghukumnya, "Biarkan ia tidur di jalanan" sahutnya sambil pergi untuk berfoya-foya dengan "teman kencannya" sampai besok pagi.

Salju terus turun, angin malam mulai menghampiri dan dinginpun mulai masuk ke dalam pori-pori. yusuf Pulang dengan Riangnya, ia berharap ibunya akan membukakan pintu agar ia bisa masuk kerumah dan menikmati hangatnya selimut. Namun, Harapan tetaplah harapan..ketika yusuf sampai depan pintu, ia pun tidak mendapati ibunya dan rumah dalam kondisi sepi. yusuf coba membuka pintu dan mencari kunci rumahnya ternyata semuanya sia-sia belaka, malah dingin yang semakin memuncak dan sangat menyengat, suhu lingkungan mencapai 0 derajat celcius.

"Mungkin ibu sedang pergi sebentar, saya tunggu aja ..ah..". pikirnya sambi tidur di depan pintu.

Keesokan harinya...ibu datang dengan cerianya...maklum dapat kepuasan yang lebih habis "kerja keras" tadi malam. Ia mendapati anaknya yang sedang tidur di depan pintu."Rasakanlah sekarang anak iblis, kamu kedinginankan, rasakanlah". katanya sambil tertawa. Namun yusuf, tidak bergerak sedikitpun. akhirnya ibu itupun kesal dan membangunkan dengan cara kasar..ditendang-tendangnya tubuh mungil tersebut sambil berkata,"Bangun anak iblis, bangun..." sahutnya sambil kesal. Namun, yusuf Masih belum bergerak juga. Kebingunganlah si Ibu untuk membangunkannya. Dengan perasaan kacau dan galau ibu pun berusaha mencoba membangunkannya, namun semuanya sia-sia. yusuf tinggal namanya..Ia meninggal karena kedinginan dengan air mata yang membentuk kristal dipipinya.

Ditangan yang membeku ia menggengam sebuah Liontin Perak dan sebuah Pucuk surat yang tertulis rapi. Isinya sebagai berikut :

Mama yang selalu dihati ini, maafkan anakmu ini yang belum bisa membahagiakan mama, meskipun yusuf selalu berusaha untuk itu, ternyata di mata mama hanya tampak kebencian dan kemarahan yang tak berujung meskipun yusuf tidak tahu dimanakah kesalahan yusuf ini.

Mama yang tersayang, mama masih inget ga hari ini hari apa...???. ya...benar hari ini adalah hari ulang tahun mama yang ke-40. Mama, yusuf mohon maaf kemarin agak pulang malem karena yusuf ingin agar jualan makanan yusuf habis terjual dan mendapatkan uang yang cukup untuk membeli kado kecil ini buat mama.

Mama yang terbaik, di dalam hidup ini yusuf merasa sendiri meskipun ada mama, namun yusuf tidak merasakan kehadiran mama dalam kehidupan yusuf, yusuf rindu seorang yang menyayangi yusuf selayaknya seorang ibu, Namun yusuf tidak mendapatkannya dari mama,..untuk itu yusuf ingin memberikan hadiah ini untuk sekedar menaruh harapan agar yusuf bisa melihat mama tersenyum,dan bahagia. Selama ini yusuf selalu menganggap mama sebagai seorang terbaik dihati ini, karena yusuf tidak punya siapa-siapa lagi.

Mama selamat ulang tahun ya..mudah-mudahan mama menyadari bahwa ada yusuf yang selalu menyayangi mama dan merindukan mama..sekian mama...

Sakit dan merananya hati ibu yang selalu menjadikan amarah dan hawa nafsu menjadi sumber dari segala tingkah lakunya. Hilang lenyap dunia yang ternyata malah menghinakannya. Penyesalan yang tiada akhir itulah akibat dari perbuatannya.."Menyesalpun tiada gunanya"

Sahabatku...terkadang kita membenci seseorang yang didalam hatinya terdapat cinta yang tulus. Menghinakan orang lain padahal ia lebih mulia dari kita, memburukkan akhlak seseorang padahal lebih baik akhlaknya, ketulusan cinta ternyata hanya didapat dalam diri yang tidak perlu di umbar kemana-mana, Rasa Kasih sayang itu lahir dari hati yang tulus dan suci yang menginginkan orang yang kita sayangi itu bahagia dan selalu tersenyum dalam setiap hidupnya meskipun diri kita menderita.

"Kebagiaan yang hakiki adalah ketika kita melihat orang yang kita sayangi bahagia dan tersenyum", maka sahabatku bahagiakanlah orang yang terkasih diantara kita dengan menjaga kehormatan dirinya.