Sunday, July 31, 2016

Karomah Habib Munzir bin Fuad Almusawa

hhtp://syarifalfarisi.blogspot.com
 Cerita Karomah Guru Mulia Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

1. Al-Habib Munzir al-Musawa Tidak Memiliki Rumah

Seseorang pernah bertanya kepada Habib Munzir: “Wahai Habib, bukankah Rasul Saw. juga punya rumah walau sederhana?”
Beliau Habib Munzir tertegun dan menangis, beliau berkata: “Iya betul, tapi kan Rasul Saw. juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum Anshar, lalu bersama-sama membangun rumah, saya takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yang masih berumahkan koran di pinggir jalan dan digusur-gusur, sedangkan bumi menyaksikan saya tenang-tenang di rumah saya.”

2. Perjumpaan Al-Habib Munzir dengan Wali Besar Tarim

Seorang wali besar Tarim, salah satu guru al-Habib Umar bin Hafidz yang bernama al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur, saat al-Habib Munzir datang menjumpainya, maka al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur yang ketika itu usianya sudah tua renta langsung menangis dan berkata: “Wahai Muhammad…! (Saw.)”
Maka al-Habib Munzir berkata: “Saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.”
Lalu al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata: “Engkau Muhammad Saw.!, Engkau Muhammad Saw.!”
Maka al-Habib Munzir diam. Kemudian saat al-Habib Umar bin Hafidz datang maka segera al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata: “Wahai Umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa)”
Al-Habib Umar bin Hafidz pun hanya tersenyum mendengarnya.

3. Kesaksian Seorang Ibu dari Australia Jama’ah Majelis Rasulullah Saw.

Kita saksikan, ke manapun al-Habib Munzir pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta. Bahkan sampai ke pedalaman Irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yang sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yang sudah masuk Islam di tangan al-Habib Munzir, banyak orang bermimpi Rasul Saw. selalu hadir di majelisnya.
Dikisahkan bahwa ada seorang ibu-ibu dari Australia yang selalu mimpi jumpa Rasulullah Saw. Ia sudah bai’at dengan banyak thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa melihat Rasul Saw. entah kenapa. Namun ketika ia hadir di Majelis al-Habib Munzir tepatnya yaitu saat Majelis Rasulullah Saw. Digelar di Masjid Almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah Saw.
Maka si ibu itu berkata: ”Sungguh Habib yang satu ini adalah Syeikh Futuhku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar-benar dicintai oleh Rasulullah Saw.”
Lalu kabar tersebut disampaikan kepada al-Habib Munzir, dan beliau hanya menunduk malu.

4. Al-Habib Munzir Saat Diminta Mendoakan Al-Habib Umar Maulakhela

Ketika banyak orang yang meminta supaya al-Habib Umar Maulakhela didoakan agar sembuh dari sakitnya, maka beliau al-Habib Munzir dengan tenang menjawab: “Al-Habib Novel bin Jindan yang akan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela masih panjang usianya.”
Benar saja, keesokan harinya al-Habib Novel bin Jindan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela sembuh dan keluar dari opname.

5. Al-Habib Munzir Saat Diminta Mendoakan Al-Habib Anis Al-Habsyi

Ketika al-Habib Anis al-Habsyi Solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang-orang mendesak al-Habib Munzir untuk menyambangi dan mendoakan al-Habib Anis, maka beliau berkata pada orang-orang dekatnya bahwa al-Habib Anis akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira-kira masih sebulan lagi usia beliau.
Betul saja, al-Habib Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat.


BACA JUGA :

6. Kejadian Hendak Meletusnya Gunung Papandayan

Ketika Gunung Papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari siaga 1 menjadi “Awas”, maka al-Habib Munzir dengan santai berangkat ke sana.
Sesampainya ke ujung kawah, al-Habib Munzir berdoa dan melemparkan jubahnya ke kawah. Sesaat kemudian kawah itu reda hingga kini. Kejadian ini sudah bertahun-tahun yang lalu sekitar 8 tahunan dan VCD/ -dokumentasinya disimpan di markas Majelis Rasulullah Saw. namun beliau al-Habib Munzir melarang untuk disebarkan.

7. Kisah Sang Dukun Beji Depok 1

Ketika al-Habib Munzir masuk ke wilayah Beji Depok, yang terkenal dengan sihir dan para dukun jahatnya, malam itu al-Habib Munzir mengadakan acara Maulid Nabi Saw.
Keesokan harinya seorang dukun mendatangi panitia acara tersebut dan berkata: “Saya ingin jumpa dengan Tuan Guru yang semalam buat Maulid di sini..!”
Orang-orang yang melihat dan mendengarnya menjadi kaget, karena dia terkenal dukun jahat dan tak pernah shalat serta tak mau dekat dengan ulama pun juga sangat ditakuti.
Ketika ditanya kenapa, dukun itu menjawab: “Saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam mereka lenyap, lalu Shubuh tadi saya lihat mereka (para Jin khodam itu) sudah pakai baju putih dan sorban dan sudah masuk Islam. Ketika kutanya kenapa kalian masuk Islam dan jadi begini?, maka Jin-jin ku menjawab: “Apakah juragan tidak tahu? Semalam ada Kanjeng Rasulullah Saw. hadir di acara al-Habib Munzir, kami masuk Islam karenanya.”

8. Kisah Sang Dukun Beji Depok 2

Seorang dukun di Beji Depok yang mempunyai dua ekor macan jadi-jadian yang dipergunakan untuk menjaga rumahnya. Malam itu macan jejadiannya hilang, kemudian ia mencarinya. Ia menemukan kedua macan jadi-jadiannya itu sedang duduk bersimpuh di depan pintu masjid mendengarkan ceramah al-Habib Munzir.

9. Gangguan Jahat Menyerang Murid-murid Al-Habib Munzir

Saat berapa murid al-Habib Munzir berangkat ke Kuningan Jawa Barat, daerah yang terkenal ahli santet dan jago sihirnya, maka al-Habib Munzir menepuk bahu muridnya dan berkata: “Ma’annabiy...! -, berangkatlah, Rasul Saw. bersama kalian.”
Maka saat mereka membaca maulid, tiba-tiba terjadi angin ribut yang mengguncang rumah itu dengan dahsyat, lalu mereka meminta kepada Allah perlindungan, dan teringat al-Habib Munzir dalam hatinya. Tiba-tiba angin ribut tersebut reda, dan mereka semua mencium aroma minyak wangi yang biasa dipakai al-Habib Munzir yang seakan lewat di hadapan mereka. Dan terdengar pula ledakan bola-bola api di luar rumah yang tak bisa masuk ke rumah itu.
Ketika mereka pulang dan diceritakan semua kejadian tersebut kepada al-Habib Munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu.


10. Saat Al-Habib Munzir Berdakwah di Bali

Saat al-Habib Munzir berkunjung ke Bali dan hendak menginap di salah satu hotel, berkatalah muslimin di sana: “Habib, semua hotel penuh, kami tempatkan Habib di tempat yang dekat dengan kediaman Raja Leak (Raja Dukun Leak di Bali).”
Maka al-Habib Munzir membalasnya dengan senyuman pertanda setuju.
Keesokan harinya Raja Leak itu, yang terkenal sangat jarang keluar dari dalam rumahnya, siang itu dia keluar dari sarangnya seraya berkata: “Saya mencium wangi Raja dari Pulau Jawa ada di sekitar sini semalam.”

11. Sikap Al-Habib Munzir Terhadap Pencacinya

Dulu saat ramai-ramainya berita tentang Ahmadiyyah muncul, al-Habib Munzir dicaci-maki oleh seseorang dengan sebutan Munzir Ghulam Ahmad!, dengan alasan al-Habib Munzir tidak mau ikut demo anti Ahmadiyah.
Al-Habib Munzir tetap senyum dan bersabar dalam menanggapinya, beliau memilih jalan damai dan membenahi ummat dengan kedamaian daripada kekerasan. Dan al-Habib Munzir sudah memaafkan si pencaci itu sebelum orang itu meminta maaf padanya. Bahkan al-Habib Munzir saat itu menginstruksikan agar jamaahnya jangan ada yang mengganggu si pencaci yang disebut-sebut sebagai Da’i itu.
Beberapa waktu kemudian, tepatnya saat Majelis Rasulullah Saw. digelar di masjid Almakmur Tebet, al-Habib Munzir malah duduk berdampingan dengan si pencaci itu. Al-Habib Munzir tetap ramah dan sesekali bercanda dengan Da’i yang pernah mencacinya sebagai murtad dan pengikut Ahmadiyah.


Alhasil masih sangat banyak kisah-kisah kemuliaan Guru Mulia al-Habib Munzir al-Musawa. Semoga dari yang secuil ini bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita, mampu kita teladani akhlak luhur beliau sebagaimana yang pernah dicontohkan juga oleh Kakek beliau Rasulullah Saw.

Semoga bermanfaat.


Sumber : http://sufipasrah.blogspot.co.id

Karomah Habib Ahmad bin Alwi Al-haddad (Habib Kuncung)

http://syarifalfarisi.blogspot.com


Karomah Habib Kuncung, mampu menembus ruang dan waktu

Ahad sore pekan lalu, Hasan bin Mumammad bin Adullah al-Haddad, 65 tahun, duduk di kursi menghadap pintu gerbang makam. Tempat biasa petugas dan pengurus menyapa peziarah makam Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad atau lebih dikenal dengan sebutan Habib Kuncung. 

Di kursi itu, Hasan terus memperhatikan pengunjung lewat. Sekali-sekali ia membalas salam dan senyum dari peziarah. "Di sini kita tidak mewajibkan pengunjung mengisi buku tamu, tidak mau merepotkan pengunjung" kata Hasan.

Tata cara berziarah juga dibebaskan. Pihaknya membolehkan peziarah membawa hadrah hingga yang doanya terbilang cepat sekalipun. Dengan kelonggaran seperti itu, dia keberatan dipanggil juru kunci makam.

Istilah juru kunci, menurut dia, terlalu kaku. Juru kunci merujuk kepada orang yang tugasnya menjelaskan dan membimbing peziarah. Padahal, kata Hasan, aliran dalam Islam memiliki berbagai pandangan tentang ziarah kubur dan tata caranya. Dengan membebaskan peziarah, dia tidak ingin membuat sekat antar aliran. Siapa pun bebas mengunjungi pusara Habib Kuncung.

Tugas pengurus hanya memastikan pengunjung berpakaian sopan. Seperti perempuan tidak menggunakan kerudung atau laki-laki memakai celana pendek. Peziarah melanggar langsung dicegat, diberitahukan, dan dipinjami kerudung atau sarung. Hasan menegaskan pengunjung harus menghormati makam wali Allah seperti Habib Kuncung.

Hasan menuturkan Habib Kuncung adalah ulama memiliki sikap sulit ditebak. Ia mencontohkan Habib Kuncung diajak ke Pekalongan, namun dia menolak. Saat rombongan sampai di Pekalongan ternayata Habib Kuncung sudah lebih dulu tiba di sana."Hanya orang-orang tertentu bisa melihat karomah yang dimilikinya," ujar Hasan. Ia menambahkan Habib Kuncung terkenal suka membantu orang lain dengan kemunculan tiba-tiba.

Hasan mengaku tidak mengetahui managib (kisah hidup) Habib Kuncung. Setahu dia, ia dilahirkan di Hadramaut. "Di sini saja tidak ada yang kuat dan berani menulis kisah hidup Habib Kuncung," kata Hasan. Sebutan habib Kuncung diberikan karena kebiasaanya menggunakan kopiah lancip menjulang. Dalam istilah Betawi disebut kuncung.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia melakukan perjalanan spiritual seperti halnya ulama-ulama penyebar Islam. Dari riwayat yang ada, Habib Kuncung berdakwah pertama kali di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Setelah itu, ia ke Pulau Jawa hingga akhirnya menetap di Kalibata hingga wafat. Hasan memperkirakan Habib Kuncung meninggal pada 1926.

Hasan mengungkapkan tiap penutupan pengajian sepekan seblum Ramadan kmpleks pusara Habib Kuncung selalu diguyur hujan. Ia percaya Habib Kuncung memiliki banyak cara menguji pezaiarah. "Kalau tidak kuat akan lari saat hujan turun, tapi tidak sedikit juga mampu bertahan," ujarnya.

"Semoga bermanfaat untuk kita semua khususnya bagi para pembaca blog ini"


Sumber : https://www.facebook.com/KumpulanKaromahSyaikhAbdulQodirJailaniRa/

Wednesday, July 27, 2016

Dilarang Mengambil Yang Bukan Milik Kita

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Dikisahkan bahwa salah seorang sahabat Rasulullah s.a.w dari kaum anshor yang bernama Abu dujanah.. Kebiasaannya adalah senantiasa sholat fajar persis dibelakang Rasulullah s.a.w ( yang menjadi imam ) namun suatu ketika ia terburu-buru keluar masjid setelah selesai sholat.

Hingga akhirnya pada suatu hari, Rasulullah s.a.w mencegahnya dan berkata padanya : 


" Wahai Abu dujanah, bukankah kau memiliki hajat kepada Allah ? "

kemudian berkata Abu dujanah r.a : " Wahai Rasulullah .. dialah tuhanku dan tidak berpaling darinya walaupun sekejap mata "

kemudian Rasulullah s.a.w berkata : " lantas, mengapa kau tidak menunggu disini selepas sholat dan berdoa kepada Allah apa yang kamu mau.. ( dan tidak langsung pergi )? "

kemudian Abu dujanah menjawab : " sesungguhnya saya memiliki seorang tetangga dari kaum yahudi, dan dia memiliki pohon kurma yang salah satu batangnya menjulang hingga masuk ke loteng rumah saya, dan apabila angin bersemilir pada malam hari buah kurma yang ada di sana berjatuhan masuk ke dalam rumahku, maka dari pada itu saya segera keluar ke rumah selepas sholat untuk mengumpulkan kurma yang berjatuhan tadi.. dan saya kembalikan kepada pemiliknya sebelum anak-anak saya terbangun dan memakannya.. karena mereka sedang kelaparan, dan saya bersumpah padamu wahai rasulullah , bahwa suatu ketika saya pernah melihat anak saya mengunyah salah satu kurma dan seketika saya memasukkan jari jemari saya ke kerongkongannya sebelum dia telan, dan ketika dia menangis karena kelaparan, saya berkata kepadanya :
"apakah kamu tidak malu .. bila kelak saya berhadapan dengan Allah dengan keadaan saya adalah seorang pencuri ?? "

Maka renungkanlah.. bagaimana seorang muslim tersebut berusaha agar tidak masuk ke perut anak-anaknya sesuatu yang haram... karena pengetahuannya akan apa yang akan terjadi kepada anaknya tersebut dari sisi negatif dan hal tersebut menyebabkan kerasnya hati mereka.

Semoga yang kita dapat dan kita makan Rezeki yang halal dan berkah untuk kita istri anak keluarga dan orang yang membutuhkan
Aamiin

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah SAW di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”

آمين
...


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Tuesday, July 26, 2016

Kisah Ahmad Bin Miskin

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Beberapa pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah menarik. Kisah Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak.


Menuturkan lembaran episode hidupnya, Ahmad bin Miskin bercerita:

Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak. Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami. Maka aku berazam untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan-jalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku. Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: 
"berikan makanan ini kepada keluargamu."
Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan memelas dia memohon:
"Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa terlalu lama menahan siksa lapar. Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan. Semoga Allah merahmati Tuan."
Sementara itu, si anak menatapku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan akalku dalam khayalan ukhrowi, seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.
Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. "Ambillah, beri dia makan", kataku pada si ibu.
Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu. Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama.
Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku, sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku. Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah. 
Dalam posisi seperti itu, tiba tiba Abu Nashr terbang kegirangan  mendatangiku.
"Hei, Abu Muhammad! Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?", tanyanya.
"Subhanallah....!", jawabku kaget. "Dari mana datangnya?"
"Tadi ada pria datang dari Khurasan. Dia bertanya tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta", ujarnya.
"Terus?", tanyaku keheranan.
"Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu. Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.
Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya melajit sukses. Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan.  


BACA JUGA :
Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu. Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis. Dia ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya." 
 
Mengisahkan awal episode baru hidupnya, Ahmad bin Miskin berujar :
"Kalimat puji dan syukur kepada-Nya berdesakan meluncur dari lisanku. Sebagai bentuk syukurku, segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup. 
Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal salih. Adapun hartaku, dia terus bertambah ruah tanpa berkurang. 
Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal salihku. Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. Ada semacam harapan pasti dalam diri, bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.  Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat. Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain. Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memanggul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya.
Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar seukuran KOTA (kota tempat tinggal), isinya hanyalah dosa-dosa dan hal hal yang menghinakan.  

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal. 
Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu daun timbangan, sedangkan amal baikku di daun timbangan yang lain. Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku.
Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya, ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI. Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih. Semua itu membuat amalku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu-nafsu itu.

Aku putus asa. Aku yakin aku akan binasa. Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka. Tiba-tiba, aku mendengar suara, "masihkah orang ini punya amal baik?"

"Masih", jawab seseorang. 

"Masih tersisa ini."

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa?
Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu HANYALAH  dua lembar roti isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku.

Sekarang aku benar-benar yakin akan binasa sejadi jadinya. Bagaimana mungkin dua lembar roti  ini menyelamatkanku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah (100 dinar = +/- 425 gram emas), dan itu tidak berguna sedikit pun. Aku merasa benar benar tertipu habis habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sampai sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekan.

Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku. Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus turun. Hingga akhirnya aku mendengar seseorang berkata, "Orang ini telah selamat."
 
SELESAI.

"Adakah terselip di dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada ibadah-ibadah kita?"
"Semoga bermanfa'at dan semoga bisa menjadi pelajaran untuk diri kita masing-masing dalam mengarungi dunia yang fana ini"


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Monday, July 25, 2016

Syafaatnya Rasulullah SAW Kepada Umatnya

http//:syarifalfarisi.blogspot.com

Ini adalah sekelumit “kisah masa depan”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.
 
Lalu di antara mereka ada yang berkata, “Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”
 
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam AS.”
 
Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa’ati kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”
 
Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”
 
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa’at menghadap Rabb-mu?”
 
Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!”
 
Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?”
 
Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!”
 
Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!”
 
Lalu mereka pergi menemui Isa, dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”
 
Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
 
Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at niscaya akan dikabulkan!”
 
Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!”
Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, “Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu surga.”

Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, bagaikan jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. Hajar adalah nama kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan Bushro adalah kota di Syam. Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya pintu-pintu surga itu.
 
Itulah sekelumit kisah nyata di masa depan ketika hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada ummatnya. Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW.

"Semoga bermanfaat, dan bisa menambahkan rasa cinta kita kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad SAW" 


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Sunday, July 24, 2016

Karomah Habib Idrus bin Salim Al Jufri (Palu)

http//syarifalfarisi.blogspot.com

AlHabib Idrus bin Salim Al Jufri Palu yang biasa di sapa Guru Tua oleh para Masyarakat Palu mendapat laporan bahwa kini masyarakat banyak yang bermain Judi Undian berhadiah, lalu di saat Sholat Jum'at Guru Tua bertindak menjadi Khatib namun sebelumnya Guru Tua mengumumkan agar Jamaah jangan ada yang pulang setelah Sholat Jum'at nanti Setelah Sholat Jum'at usai, GuruTua pun berdiri dan mengumumkan maksudnya.

" Jamaah sekalian akan saya umumkan nomor Undian yang akan Keluar Minggu ini ....... cepat kalian catat .......... "


Nampak Jamaah yang suka bermain undian senang dan sebagian Jamaah terheran heran, akhirnya Jamaah pulang dan benarlah apa yang dikatakan oleh Guru Tua nomor undian yang di umumkannya Keluar minggu ini, mengetahui akan hal tersebut murid muridnya bertanya,

" Guru kenapa engkau malah memberitahukan nomor yang akan keluar pada masyarakat ...... ? "

Lalu Jawab Guru Tua pada murid muridnya,

" Sudah kalian lihat saja nanti ......... "

Lalu tibalah hari Jum'at dan masyarakat bertanya tentang jadwal Khotib Guru Tua, setelah masyarakat mengetahui di mana Masjid yang Guru Tua menjadi Khatib, berbondong bondonglah Masyarakat membanjiri Masjid tersebut, usai Sholat Jum'at masyarakat tidak ada yang beranjak, menunggu pengumuman dari Guru Tua, lalu Guru Tua berdiri dan mengumumkan nomor yang akan keluar minggu ini dan nyata nomor yang di umumkannya keluar dan begitu terus menerus hingga seluruh bandar- bandar Judi Undian bangkrut.

Setelah tidak ada lagi bandar Judi undian yang berani buka karena banyak yang Rugi besar, barulah Guru Tua memberikan nasehat kepada Masyarakat akan Dosa dan siksa orang berjudi yang Allah sediakan.


Demikian sekilas mengenai Guru Tua Sayidil Imam AlArief billah AlHabib Idrus bin Salim AlJufri Muasis AlKhairat Palu.

"Semoga bermanfaat untuk kita semua khususnya bagi para pembaca blog saya"

Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Saturday, July 23, 2016

Tamu Itu Membawa BERKAH

http://syarifalfarisi.blogspot.com
Di riwayatkan ada seorang lelaki yang senang kedatangan tamu. Namun isterinya menunjukkan sikap sebaliknya. Setiap kali ia membawa tamu kerumah, isterinya menunjukkan sikap yang tidak baik. Orang itu mengeluhkan keadaan ini kepada Rasulullah صلى الله عليه و سلم.

Mendengar itu, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, 
"Katakan kepada isterimu, hari ini Rasulullah صلى الله عليه و سلم dan beberapa orang sahabatnya akan bertamu ke rumah kita." Rasulullah صلى الله عليه و سلم berpesan kepada orang itu,
"Katakan kepada isterimu supaya ia memerhatikan tamu pada saat keluar rumah."

Isteri laki-laki itu melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah صلى الله عليه و سلم. Pada saat tamu masuk, ia melihat mereka membawa daging dan buah-buahan yang banyak dan pada saat keluar mereka membawa keluar ular dan kala jengking yang begitu banyak.

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, 
"Kedatangan tamu kerumah mendatangkan kurnia yang banyak kedalam rumah dan pada saat pergi, mereka membawa keluar berbagai bencana."


Dengan menyaksikan hal itu, wanita itu pun berubah menjadi orang yang suka menerima tamu.

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, 
"Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang,membawa rezeki untuk orang tersebut dari langit. Apabila ia memakan sesuatu, Allah سبحانه و تعالى akan mengampuni penghuni rumah yang dikunjungi tersebut."

Dalam kesempatan lain, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda,
"Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikat-pun tidak akan mengunjungi rumah tersebut."
  
Imam Jaafar ash-Sadiq رضي الله عنه berkata,
"Barangsiapa mengunjungi sahabatnya semata-mata karena Allah, niscaya Allah سبحانه و تعالى mengutus 70 ribu malaikat untuk menyertainya. Para malaikat itu berkata, 'Syurga untuk kamu."

Sesungguhnya beruntunglah rumah-rumah yang sering kedatangan tamu, maka dari itu janganlah mengeluh jika ada orang yang ingin bertamu.. 

Adab Bertamu dan Memuliakan Tamu

Pembaca muslim yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)

Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan tamu dan bertamu. Kami membagi pembahasan ini dalam dua bagian, yaitu adab bagi tuan rumah dan adab bagi tamu.

Adab Bagi Tuan Rumah
1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ
“Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)

3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang.

4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى
“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari)

5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya:
فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)

6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu.

7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.

8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib.

9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.

10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya.

11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.

12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim ‘alaihis salam,
فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ
“Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” (Qs. Adz-Dzariyat: 27)

13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.

14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.

15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”

16. Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah.

Adab Bagi Tamu
1. Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur, seperti takut ada sesuatu yang menimpa dirinya atau agamanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ دُعِىَ فَلْيُجِبْ
“Barangsiapa yang diundang maka datangilah!” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
وَمَنْ تَرَكَ الدَّعْـوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُوْلَهُ
“Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari)
Untuk menghadiri undangan maka hendaknya memperhatikan syarat-syarat berikut:
  • Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan dijauhi.
  • Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut.
  • Orang yang mengundang adalah muslim.
  • Penghasilan orang yang mengundang bukan dari penghasilan yang diharamkan. Namun, ada sebagian ulama menyatakan boleh menghadiri undangan yang pengundangnya berpenghasilan haram. Dosanya bagi orang yang mengundang, tidak bagi yang diundang.
  • Tidak menggugurkan suatu kewajiban tertentu ketika menghadiri undangan tersebut.
  • Tidak ada mudharat bagi orang yang menghadiri undangan.
2. Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang yang kaya ataupun orang yang miskin.

3. Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama muslim. Sebagaimana hadits yang menerangkan bahwa, “Semua amal tergantung niatnya, karena setiap orang tergantung niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)

4. Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai memakan hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka, hal ini sebagaimana dijelaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya:
يَاأََيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَدْخُـلُوْا بُيُـوْتَ النَّبِي ِّإِلاَّ أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَـعَامٍ غَيْرَ نَاظِـرِيْنَ إِنهُ وَلِكنْ إِذَا دُعِيْتُمْ فَادْخُلُوْا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِـرُوْا وَلاَ مُسْتَئْنِسِيْنَ لِحَدِيْثٍ إَنَّ ذلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِيَّ فَيَسْتَحِي مِنْكُمْ وَاللهُ لاَ يَسْتَحِي مِنَ اْلحَقِّ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” (Qs. Al Azab: 53)

5. Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk bagian ibadah. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk menghadiri undangan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ فَإِنْ كَانَ صَاِئمًا فَلْيُصَِلِّ وِإِنْ كَانَ مُفْـطِرًا فَلْيُطْعِمْ
“Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!” (HR. Muslim)

6. Seorang tamu meminta persetujuan tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah tempat keluarnya perempuan, tidak menolak tempat duduk yang telah disediakan.

7. Termasuk adab bertamu adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang sedang makan.

8. Hendaknya seseorang berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberatkan tuan rumah, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat di atas: “Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (Qs. Al Ahzab: 53)

9. Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

10. Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ مِنَ اْلأَنْصَارِ رَجـُلٌ يُقَالُ لُهُ أَبُوْ شُعَيْبُ وَكَانَ لَهُ غُلاَمٌ لِحَامٌ فَقَالَ اِصْنَعْ لِي طَعَامًا اُدْعُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَامِسَ خَمْسَةٍ فَدَعَا رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَامِسَ خَمْسَةٍ فَتَبِعَهُمْ رَجُلٌ فَقَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ دَعَوْتَنَا خَامِسَ خَمْسَةٍ وَهذَا رَجُلٌ قَدْ تَبِعَنَا فَإِنْ شِئْتَ اْذَنْ لَهُ وَإِنْ شِئْتَ تَرَكْتُهُ قَالَ بَلْ أَذْنْتُ لَهُ
“Ada seorang laki-laki di kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syuaib. Ia mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemudian, ada seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami. Bilamana engkau ridho, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan meninggalkannya.” Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah mengizinkannya.”” (HR. Bukhari)

11. Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya setelah selesai mencicipi makanan tersebut dengan doa:
أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ, وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارَ,وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ اْلمَلاَئِكَةُ
“Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya.” (HR Abu Daud)
اَللّهُـمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي, وَاْسقِ مَنْ سَقَانِي
“Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman.” (HR. Muslim)
اَللّهُـمَّ اغْـفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ
“Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.” (HR. Muslim)

12. Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada, memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah.

Semoga bermanfaat..


Sumber : https://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Karomah Habib Ahmad Bin Muchsin Alhaddar



http://syarifalfarisi.blogspot.com
 
Dulu sewaktu AlHabib Muhammad bin Ali AlHabsyi Kwitang Akan kembali dari Hadramaut ke Batavia, Habib Muhammad meminta Izin kepada seluruh guru gurunya di sana salah satunya Al Imam Al Ariefbillah AlHabib Ahmad bin Muchsin AlHaddar, singkatnya Habib Muhammad meminta restu pada Habib Ahmad bin Muchsin lalu AlHabib Ahmad berkata pada Habib Muhammad

" Ya Waladi bila kau akan cepat sampai kerumah orang Tuamu di Kwitang sana,lewat saja dari jendela ini ...... "
Habib Muhammad lalu melihat jendela Habib Ahmad bin Muchsin yang ternyata laut,dan Habib Muhammad menolaknya dengan berkata
" Maaf ya Walid ...... biar saya berlayar dengan kapal saja
Lalu kata Habib Ahmad bin Muchsin
" Dengan Kapal akan lama sampainya,apakah engkau tidak percaya ya Waladi Muhammad ........ Kalau kau tidak percaya liat Tasbih ini aku lemparkan dan akan sampai kerumah kau punya Orang Tua di Kwitang ..... "

Lalu Habib Ahmad melempar Tasbihnya ke Luar Jendela,tapi Habib Muhammad tetap ingin pulang dengan berlayar menggunakan kapal, singkatnya AlHabib Ahmad meng Ilbas Habib Muhammad dan menghadiahkan beberapa Hadiah.

Lalu Habib Muhammad diantar sampai keluar rumah Habib Ahmad bin Muchsin, dengan suasana Haru Habib Ahmad bin Muchsin melepas Jubah putihnya dan menghadiahkan pada Habib Muhammad bin Ali, lalu berpesan pada Habib Muhammad


" Ya Waladi Muhammad bagi bagikan Jubahku ini pada yang engkau Cinta di sana ( Batavia / Jakarta )"
Setelah itu Habib Muhammad di lepas oleh AlHabib Abddulloh bin Umar Assyatiri untuk Kembali ke ini Negeri,singkatnya setelah Habib Muhammad sampai di Kediaman Ayahnya di Kwitang sang Ayah yaitu AlHabib Ali bin Abdurrahman AlHabsyi merogoh kantongnya sambil mengeluarkan Tasbih dan berkata :
" Ya Muhammad engkau dengan Tasbih ini lebih dulu sampai Tasbih ini ..... "

Melihat hal tersebut Habib Muhammad hanya bergeleng penuh Ta'jub dan setelah itu Habib Muhammad bertabaruk dengan Jubbah yang dihadiahkan oleh AlHabib Ahmad bin Muchsin AlHaddar lalu menggunting dan membagi bagikannya pada yang beliau kenal baik
Dan sisanya masih tersimpan oleh AlFaqier walaupun sudah ada sedikit berlubang,tapi tetap terjaga insyaAllah.

Sumber : Abdkadiralhamid@2016, https://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Wednesday, July 20, 2016

Rasulullah SAW Dan Seorang Wanita Tua

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Tersebutlah seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir dengan membawa beban yang berat. Walaupun tampak sangat kepayahan, namun ia tetap berusaha membawa barang bawaannya dengan sekuat tenaga. Tak lama kemudian, seorang laki-laki muda datang dan menawarkan diri untuk mengangkat bawaannya. Wanita malang itu menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Laki-laki itu pun mengangkat bawaannya kemudian mereka berjalan beriringan.

“Senang sekali kamu mau membantu dan menemani, saya sangat menghargainya”, kata wanita itu. Ternyata ia adalah seorang wanita yang senang berbicara. Laki-laki itu pun dengan sabar mendengarkan sambil tersenyum tanpa pernah menginterupsinya. Suatu saat dia berkata pada laki-laki tersebut, “Anak muda, selama kita berjalan bersama, saya hanya punya satu permintaan. Jangan berbicara apapun tentang Muhammad! Gara-gara dia, tidak ada lagi rasa damai dan saya sangat terganggu dengan pemikirannya. Jadi sekali lagi, jangan berbicara apapun tentang Muhammad!”.

Dia lalu melanjutkan lagi, “Orang itu benar-benar membuat saya kesal. Saya selalu mendengar nama dan reputasinya kemanapun saya pergi. Dia dikenal berasal dari keluarga dan suku yang terpercaya, tapi tiba-tiba dia memecah belah orang-orang dengan mengatakan bahwa tuhan itu satu.”

“Dia menjerumuskan orang yang lemah, orang miskin, dan budak-budak. Orang-orang itu berpikir mereka akan dapat menemukan kekayaan dan kebebasan dengan mengikuti jalannya,” wanita itu melanjutkan dengan kesal. “Dia merusak anak-anak muda dengan memutarbalikkan kebenaran. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka kuat dan bahwa ada suatu tujuan yang bisa diraih. Jadi anak muda, jangan sekali-kali kamu berbicara tentang Muhammad!”

Tak lama kemudian, mereka sampai ke tempat tujuan. Laki-laki itu menurunkan barang bawaannya. Wanita tua itu menatapnya sambil tersenyum penuh terima kasih. “Terima kasih banyak, anak muda. Kamu sangat baik. Kemurahan hati dan senyuman kamu itu sangat jarang saya temukan. Biarkan saya memberi kamu satu nasihat. Jauhi Muhammad! Jangan pernah memikirkan kata-katanya atau mengikuti jalannya. Kalau kamu lakukan itu, kamu tidak akan pernah mendapatkan ketenangan. Yang ada hanya masalah.”

Pada saat laki-laki itu berbalik menjauh, wanita itu menghentikannya, “Maaf, sebelum kita berpisah, boleh saya tahu namamu, anak muda?” Lalu laki-laki itu memberitahukannya dan wanita itu terkejut setengah mati.

“Maaf, apa yang kamu bilang? Kata-katamu tidak terdengar jelas. Telinga saya semakin tua, terkadang saya tidak bisa mendengar dengan baik. Kelihatannya lucu, saya pikir tadi saya mendengar kamu mengucapkan Muhammad.”

“Saya Muhammad,” laki-laki itu mengulang kata-katanya lagi pada wanita tua itu.

Wanita itu terpaku memandangi Rasulullah SAW. Tak berapa lama meluncur kata-kata dari mulutnya, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya.“

Demikianlah Rasulullah SAW. Hanya dengan dua kata dari mulutnya yang mulia, serta dibekali dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kewibawaan yang luar biasa, beliau sanggup mengubah hati seorang wanita tua yang sebelumnya sangat membencinya menjadi mencintainya hanya dalam waktu singkat.

Betapa agungnya pribadi Beliau.


"Semoga kisah diatas bisa menjadi inspirasi dalam hidup kita dan kita bisa mengamalkannya dalam keseharian kita" 


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Tuesday, July 19, 2016

Tips Supaya Awet Muda Ala Rasulullah SAW

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Kita hidup di dunia ini tidaklah sendirian, karena beberapa orang di sekitar kita memperhatikan dan mengkritik penampilan kita. Oleh karena itu, tanpa diakui pun, biasanya kita senantiasa berdiri berlama-lama didepan cermin cuma untuk lihat apakah diri kita telah cukup prima atau belum.


Tidak hanya wanita, pria juga pasti melakukan hal yang sama untuk masalah penampilan. Bicara penampilan selalu identik dengan awet muda, tentu kebanyakan orang pasti menginginkannya. Namun, bagaimana caranya untuk jadi awet muda yang sesuai dengan pandangan islam? Berikut penjelasannya :

Obat awet muda menurut pandangan Islam
Dalam soal tampilan terkadang kita tidak pernah sangsi untuk merogoh kocek dalam-dalam untuk menghindari penuaan dini, mulai dari operasi plastik, setrika wajah, facial ultrasonik dan lainnya. Namun sebenarnya bila kita memakai obat untuk menghindari penuaan dini supaya awet muda, sesungguhnya diijinkan dalam kacamata islam karenanya masalah ini pada aslinya mubah seperti firman Allah Azza wa Jalla,
“Dialah yang sudah membuat untukmu apa yang ada dibumi ini. ” (QS. Al Baqarah : 29).
Namun, Tahukah Kamu Sebenarnya selain obat-obatan dan operasi tadi ada cara alami untuk tetap awet muda? Cara ini juga sering dilakukan Rasulullah SAW.

1. Air Wudhu
Menurut penelitian, kulit adalah organ terbesar dari badan kita yang fiungsinya membungkus dan melindungi badan dari kuman, racun, serta radiasi. Dengan kita berwudhu berarti di dalam kulit kita bakal berlangsung sistem peremajaan serta pembersihan kulit, selaput lendir serta bersihkan lubang-lubang badan yang terkait dengan situasi luar seperti pori-pori kulit, rongga mulut, hidung, serta telinga. Oleh karena itu air wudhu adalah cara mudah untuk membuat orang jadi lebih awet muda.

2. Senyum
Selain air wudhu senyum pun jadi salah satu cara untuk meremajakan kulit, karena menurut ilmu kesehatan saat seorang senyum dia cuma memakai 17 otot muka. Sedang saat seorang cemberut jadi dia memakai 43 otot muka. Di mana otot yang banyak itu dapat tertarik hingga bisa menyebabkan kerutan di muka. Selain itu, dengan tersenyum otot muka kita dapat terus terjaga kekencangannya.
Tersenyum dapat juga memberi resiko ketenangan pada hati, jadikan kita semangat, serta senantiasa berhusnudzan. Diluar itu, saat kita tersenyum pada orang lain, tanpa ada merasa kita tengah berbagi kebahagiaan dengan orang itu.

3. Shalat Tahajud
Shalat tahajjud juga bisa membuat kamu awet muda lho, sesuai dengan hadist Rasulullah SAW,
“Siapa saja yang banyak menunaikan shalat malam, jadi berwajah dapat terlihat tampan/cantik di siang hari. ” (HR. Ibnu Majah)
Berkata Imam Ibnul Qayyim, ”Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya. Ada sebagian wanita yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus”. Demikian yang dituliskan oleh Mahmud Mahdi Al-Istambuli. Perlu juga diingat bahwa kiat ini bukan cuma monopoli kaum Hawa saja, kaum Adam pun perlu juga menerapkannya.

4. Puasa
Puasa adalah salah satu obat awet muda. Hal semacam ini dapat dibuktikan dari riset Alan Chot seseorang pakar dari Amerika. Dia menulis dalam bukunya Why Fast? yang sudah menghimpun hasil penilaian serta riset ilmuan dari berbagai negara.
Buku tersebut tentang hikmah puasa, di mana salah satu himahnya yakni bisa memperlambat sistem penuaan. Hal itu diperkuat oleh Albenia M. Furkon direktur instansi makanan sehat di Amerika Serikat. Ia menyebutkan bahwa puasa yaitu cara paling baik untuk memperindah serta membuat cantik wanita dengan cara alami. Puasa membuahkan pesona diri serta ketenangan dan menormalkan beberapa fungsi kewanitaan serta membuat kembali keindahan badan.

5. Menahan Amarah
Orang yang sering marah-marah atau mengumbar rasa emosi tidak ada hasrat untuk mengelolanya. Wajahnya bakal lebih cepat mengalamai sistem pengeriputan. Mengapa? Karena kemarahan adalah type emosi yang membuat otot-otot di wajah menegang, Emosi yg tidak diminimalkan ini menyebabkan keriput.
Bukan hanya itu saja, perasaan geram menyebabkan menebarnya hormon kortisol yang menyebabkan produksi kolagen pada kulit menyusut. Di mana sesungguhnya kolagen adalah bahan paling utama untuk membuat kulit awet muda, kencang serta kenyal. Oleh karenanya Rasulullah salalahualaihiwasalam menyarankan ummatnya untuk menahan amarah beliau juga bersabda,
” Barangsiapa yang menahan kemarahannya walau sebenarnya dia dapat melampiaskannya, Allah Azza wa Jalla akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat dihadapan seluruh manusia lalu Allah biarkan memilih bidadari bermata cermat yang disenanginya. ” (HR. Abu dawud (no. 4777). Hasan).
Itulah Tips awet muda menurut pandangan Islam, ternyata hal yang kecil tanpa kita sadari bisa membuat kita jad awet muda. Tidak perlu merogoh kocek yang dalam untuk awet muda.
Semoga artikel ini membuat kita semakin mengerti dan menghormati tubuh kita sendiri, dan bersyukur atas apa yang telah Allah anugerahkan untuk kita. Share dan Like artikel ini ke teman-teman facebookmu ya...[sebarkanlah]