Thursday, August 25, 2016

Musa Sang Hafidz Cilik & Atlet indonesia


 MUSA & Rio, Keduanya Pahlawan, tetapi.....

Kedua nama ini sedang menjadi trending topik di media sosial tanah air maupun dunia... Mereka adalah Musa sang hafidz dan Rio Hariyanto... Kedua anak bangsa ini sedang berjuang menjadi yang terbaik di dunia dalam pertarungan di medan mereka masing-masing....

Musa sang hafidz sedang bertarung menjadi penghapal Al-Qur'an terbaik di dunia. Rio sang pembalap juga bertarung menjadi manusia tercepat di dunia...

Mereka adalah aset bangsa yang langka...
Dipundak mereka harga diri bangsa sedang dicoba diangkat tinggi-tinggi. Namun perlakuan kepada keduanya sangat berbeda...

RIO sang pembalap, begitu gegap gempita, asa kemenangan begitu tinggi walau sebenarnya tidak pernah memulai pitcnya di 10 besar pada saat start. Dengan dukungan dana yang melimpah 15 juta euro (hitung sendiri kalau dirupiahkan), yang diberikan para sponsor*(Pertamina, Garuda Indonesia, dll)* wajarlah jika harapan memenangkan pertarungan di aspal ini dapatlah menjadi kenyataan....

(Termasuk beberapa hari lalu, Bulutangkis ganda campuran Indonesia, mendapatkan medali emas. Semua mengelukan, dan negara memberi bonus besar Rp5 milyar. Fantastis!)

Musa sang hafidz, dengan kegigihannya, minim bahkan hampir tidak ada sponsor dan hampir tidak terdengar dana sepeserpun menyertainya, mampu meraih tempat terhormat dengan menjadi juara ke tiga... DI DUNIA...

Ketidakadilan sedang berlangsung di negeri ini... Semua kehidupan sosial masyarakat... tanpa rasa keadilan oleh negara...media hanya memberitakan yang sesuai dengan kepentingannya...


BACA JUGA :

Bahkan nama Kementerian Agama pun yang semestinya menyertai perjalanan Musa, tak pernah disebutkan. Berita kemajuan tentang Islam telah menjadi anak tiri di negeri muslim terbesar di dunia...

Perkenalkan... Ini adik Musa...
Seorang penghapal Al-Qur'an cilik..
usianya baru 7th.. Bicaranyapun masih cadel. Namun prestasinya melimpah.. bukan saja terbaik se Indonesia.. tapi juga terbaik se-Dunia dalam ajang kompetisi penghapal Al-Qur'an...

Yang terbaru..

14 April 2016 kemarin.. dengan Batik Nusantara khas Indonesia... adik Musa berhasil jadi juara 3, mengalahkan 80 peserta dari 60 Negara Musabaqah Hifzil Al-Qur'an International di Mesir...

Hebatnya lagi.. adik Musa adalah peserta termuda, saat peserta lain berusia rata-rata di atas 10 tahun. Tetesan air mata haru.. Kagum.. Mengiringi Musa, saat tiba giliran menjawab pertanyaan dan ujicoba dari Juri yang tentu saja penguji-penguji kelas dunia...

Soal-soal dijawabnya dengan tenang..

Selesai Lomba..

Yang berlomba kemudian adalah penonton..

Mereka berlomba berfoto dan mencium kepala Musa.. kagum!

Bahkan Presiden Mesir akan memberi penghargaan khusus buat adik kita itu.

Itulah dia Musa.....

Seorang putra bangsa Indonesia Ia tak butuh trilyunan rupiah jika sekedar untuk mengharumkan nama bangsa. Ia juga tak perlu mengemis sponsor milyaran untuk sekedar mengharumkan nama bangsa. Ia juga tak perlu merepotkan negara ratusan milyar. Bahkan tanpa perlu menodong kementrian agar pegawainya potong gaji.. untuk sekadar mengharumkan nama bangsa..

Iya..!!!

Ia Tak perlu keribetan itu semua untuk sekedar terkenal di dunia. Paling keren kita hanya mendapat berita kemenangan nasionalnya di salah satu stasiun TV...

Karena..

Standar definisi "Bangga" dan "Mengharumkan Nama Bangsa" Masih belum kita sepakati..

Aku bangga padamu nak..
Aku bangga padamu..

"Jika media mainstream tak memberitakanmu Nak. Kami saja yang mengabarkan tentangmu pada dunia melalui medsos ini..."

Tuesday, August 23, 2016

Doa Buka Usaha Dari Habib Umar Alhafidz


Dalam islam, dalam hal apapun selama masih dalam melakukan hal yang positif pastilah ada do'anya. Begitupun dengan yang namanya usaha atau buka usaha. Suatu hal yang wajar dan lumrah apabila seseorang yang baru memulai menggeluti dibidang wirausaha ia ingin usahanya maju dan berkembang pesat. Maka dengan hal ini alfaqir ingin berbagi sebuah do'a yang berkenaan dengan hal tersebut diatas. Dan do'a ini yang bersumber dari guru mulia kita yaitu Habib Umar bin Salim bin Hafidz, berikut do'anya :

Do'a membuka toko / TEMPAT USAHA
Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Mengijazahkan doa supaya di baca setiap kali mau membuka toko atau tempat usaha,

-Ta'awwud 1x (أعوذ بالله من الشيطان الرجيم )
- Basmalah 1x (بسم الله الرحمن الرحيم)
- Ayat Kursi 1x

اَللهُ لآَإِلهَ إِلاَّهُوَالْحَىُّ الْقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ ج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

- Al-Ikhlas 3x
- Al-Falaq 1x
- An-Nas 1x

Insya ALLAH yang membacanya, akan dimudahkan rezekinya dari ALLAH juga akan diberikan:
- Himayah ( Penjagaan, di jaga rezekinya oleh ALLAH )
- Kifayah (diberikan kecukupan dalam rezeki )
- diberikan Keberkahan
Kemudian Habib Umar mengucapakan "Ajaznaakum" ( saya beri ijazah pada kalian semua )
Selamat mengamalkan....
Semoga berkah.


"Semoga bermanfaat untuk kita semua"

Friday, August 12, 2016

Hati Adalah Raja Dan Do'anya

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Hati adalah Raja, dan Raga adalah prajuritnya. Jika Rajanya baik, maka baik pulalah prajuritnya. Jika Raja nya zhalim, maka buruk juga lah para prajuritnya. Ia adalah segumpal daging yang terletak didalam setiap tubuh manusia. Ketika mulut berkata maka itu adalah komando dari sebuah daging yang singgah didalam tubuh manusia itu sendiri. Ia amat hebat, dan harus selalu kompak dan sejalan dengan sebuah otak. Itu jikalau manusianya ingin menginginkan sebuah kebaikan berjalan.

Berikut beberapa Do'a mengenai segumpal daging tersebut :
 
ﻳﺎﻣﻘﻠﺐ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺛﺒﺖ ﻗﻠﺒﻲ ﻋﻠﻰ ﺩﻳﻨﻚ
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi‘Ala Diinik'

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]
ﻳﺎ ﻣﻘــﻠـﺐ ﻟﻘــﻠــﻮﺏ ﺛﺒــﺖ ﻗــﻠﺒـــﻲ ﻋــﻠﻰ ﻃـﺎ
ﻋــﺘـﻚ
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi‘Ala Ta'atik'

Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu”
[HR. Muslim (no. 2654)]
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻣﺼﺮﻑ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺻﺮﻑ ﻗﻠﻮﺑﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻃﺎﻋﺘﻚ
'Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika'

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)
ﺭﺑﻨﺎ ﻟﺎ ﺗﺰﻍ ﻗﻠﻮﺑﻨﺎ ﺑﻌﺪ ﺇﺫ ﻫﺪﻳﺘﻨﺎ ﻭﻫﺐ ﻟﻨﺎ ﻣﻦ ﻟﺪﻧﻚ
ﺭﺣﻤﺔ ﺇﻧﻚ ﺃﻧﺖ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ
'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 7)


"Semoga bermanfaat uktuk kita semua kususnya bagi para pengunjung blog saya ini"

Thursday, August 11, 2016

Cara Memandang Nasib

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Pelajaran Tauhid yang Sangat Bernilai

Dahulu Kala, ada Seorang Petani Miskin memiliki Seekor Kuda Putih yang Sangat Cantik dan Gagah. Suatu hari, Seorang Saudagar Kaya ingin membeli Kuda itu & Menawarnya dengan Harga yang sangat tinggi. Tapi Sayang Si Petani Miskin itu Tidak mau Menjualnya. Lalu Teman-temannya Menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual Kudanya.
Keesokan Harinya, Kuda itu Hilang dari Kandangnya. Maka Teman-temannya Berkata :

"Sungguh Jelek Nasibmu, Padahal Kalau Kemarin Kamu Jual, Kamu Pasti Kaya, Sekarang Kudamu Sudah Hilang.."

Tapi Si Petani Miskin hanya Diam saja Tanpa Komentar. Namun Beberapa Hari Kemudian, Kuda si petani kembali, bersama 5 Ekor Kuda liar lainnya. Lalu Teman-temannya Berkata :

"Wah..! Beruntung Sekali Nasibmu, Ternyata Perginya Kudamu Membawa keberuntungan.."

Beberapa hari kemudian, Anak si Petani yang Sedang Melatih Kuda-kuda Baru mereka Terjatuh dan Kakinya Patah. Lalu Teman-temannya berkata :

"Rupanya Kuda-kuda itu Membawa Sial, lihat sekarang Anakmu Kakinya Patah.."

Si Petani itu tetap Diam tanpa komentar.
Seminggu Kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua Anak Muda di desa dipaksa untuk Berperang, Kecuali Si Anak Petani itu karena tidak Bisa Berjalan.Teman-temannya Mendatangi Si Petani sambil Menangis :

"Beruntung Sekali Nasibmu Karena anakmu tidak ikut Berperang, Kami harus Kehilangan Anak-anak kami.."

Barulah Si Petani Kemudian Berkomentar :

"Janganlah Terlalu Cepat membuat Kesimpulan dengan Mengatakan Nasib Baik atau Jeleknya.
Semuanya ini adalah Suatu Rangkaian Proses yang Belum Selesai...Syukuri & Terima Keadaan yang Terjadi Saat ini"
•Apa yang Kelihatan Baik Hari ini belum Tentu baik Untuk Hari Esok.
•Apa yang Buruk Hari ini Belum Tentu buruk untuk hari Esok.

Tetapi yang Pasti, ALLAH Paling Tahu yang terbaik Buat Kita. Bagian kita Adalah, Mengucapkan syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki ALLAH di dalam hidup kita ini.

Wednesday, August 10, 2016

Faham Syi'ah

http://syarifalfarisi.blogspot.com
Kisah nyata wanita yang bernama Aisyah ini terjadi di kota Medan, sebelum Aisyah pergi ke masjid untuk mengisi kajian ibu-ibu dekat rumah, dia menyempatkan untuk mampir dulu ke rumah sepupu karena ingin mengambil kitab Fiqih Sunnah yang beberapa hari lalu dipinjamkan kepada sepupunya karena Aisyah akan membawanya ke pengajian.

Ternyata di rumah sepupunya sedang ada tamu yang penampilannya sangat islami, Kemudian Aisyah bertanya kepada sepupunya.

Siapa mereka?

Sepupunya menjawab: Mereka itu temanku sewaktu SMA. Kemudian Aisyah memuji penampilan mereka yang sangat Islami, dia berkata: "nah begitu dong kamu seharusnya, pakai pakaian yang tertutup (jilbab besar)".

Sepupunya menimpali: "Tapi pemahaman mereka beda dengan pemahamanmu yang kau ajarkan padaku Aisyah."

Aisyah pun bertanya: "Memang bagaimana perbedaannya?"

Sepupunya menjawab: "Lebih baik kau bicara sendiri dengan mereka."

Aisyah menjawab: "Tapi aku sedang ada pengajian."

Sepupunya berkata: "Sebentar saja, setidaknya kau bisa mengetahui perbedaan pemahamanmu dengan mereka."

Baiklah kata Aisyah.

Kemudian Aisyah ikut duduk di ruang tamu dengan mereka dan mengucapkan salam.

Setelah ngobrol beberapa waktu, Aisyah sudah bisa memastikan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita Syiah.

Lalu Aisyah beranikan diri untuk bertanya: Kalian penganut syiah?
Si tamu pun menjawab: Benar.

Aisyah berkata: Subhanallah, sungguh indah penampilan wanita-wanita Syiah..

Si tamu pun tertawa ringan dan berkata: Terima kasih tapi memang beginilah kami di ajarkan dan kami kemari pun dengan tujuan mengajak teman kami ini (sepupu Aisyah) untuk ikut dalam pengajian kami. Jika mbak Aisyah ingin ikut juga, mari sama-sama.

Aisyah menjawab: Aisyah tertarik sekali ukht, tapi Aisyah sekarang sedang ada keperluan. Bagaimana kalau nanti malam kalian sempatkan datang ke rumah Aisyah untuk mendakwahi Aisyah dan keluarga Aisyah tentang ajaran yang kalian anut, apa kalian punya waktu?

Si tamu pun berkata: Tentu, tentu kami akan datang.

Aisyah mengatakan: Alhamdulillah, nanti Husna (sepupunya) akan menemani kalian, rumah Aisyah dekat dari sini kok.

Kemudian Aisyah pamit, sepupunya mengantarkan ke depan pagar dan bertanya: Aku gak ngerti aisyah, untuk apa kami ke rumahmu?

Aisyah menjawab: Nanti kau akan tau Husna

Sepupunya membalas: Duh syah, jangan gitu, bilang aja..

Aisyah: Mereka sedang berniat untuk mensyiahkanmu Husna, sementara sudah pernah kukatakan bahwa Syiah itu jauh dari Islam.

Maka nanti malam in sya Allah kita yang akan mengembalikan pemahaman mereka ke pemahaman yang benar, in sya Allah.

Setelah selesai shalat Isya' beberapa menit kemudian datanglah mereka ke rumah Aisyah. Tapi Aisyah melihat mereka bersama seorang lelaki dan penampilannya juga luar biasa islaminya, berjubah putih dan imamah hitam.

Aisyah senyum saja dan sudah tau bahwa ini lah orang yang akan mereka andalkan dalam mendakwahi Aisyah sekeluarga.

Wanita-wanita itu memberi salam dan Aisyah menjawab salam mereka dengan senyum tapi Aisyah tidak langsung mempersilahkan mereka masuk rumah.

Aisyah berkata: afwan ukht, tunggu dulu, sebelum masuk rumah, Aisyah harus minta izin dulu pada mahram Aisyah, sebab kalian membawa seorang lelaki.

Mereka mengangguk saja dan tersenyum manis.

Aisyah bertanya pada abangnya: Bang, apakah laki-laki ini boleh masuk?

Abang Aisyah menjawab: Boleh.. biar abang yang menemani kalian. Kemudian masuklah mereka semua, dan memperkenalkan laki-laki yang ada bersama mereka, ternyata benar bahwa laki-laki itu yang membimbing mereka dan yang mengisi dakwah di pengajian mereka.

Singkat cerita, setelah basa-basi selama 3-4 menit maka dakwah mereka pun di mulai.

Salah seorang tamu tadi bertanya: Mbak Aisyah nama lengkapnya siapa?

Aisyah menjawab: Aisyah bintu Umar al Muhsin bin Abdul Rahman Salsabila, kenapa ya ukhty?

Si tamu: Wow panjang juga ya hehe.. oh enggak hanya kami ingin memanggil mbak dengan nama yang lain, bagaimana jika kami panggil dengan Salsa saja?

Aisyah sudah menyadari bahwa mereka tidak akan suka dengan nama Aisyah, sebab serupa dengan nama istri Rasulullah, dan mereka sangat benci kepada ummul mukminin Aisyah.. na'udzu billah min dzalik

Aisyah pun tersemnyum dan berkata: Boleh juga, tapi boleh tau alasannya apa ya ukht?

Si tamu: Kami tidak menyukai nama itu sebab .......... (dia cerita cukup panjang dan intinya menjelek-njelekkan ummul mukminin Aisyah).

Tiba-tiba si laki-laki (ustadz Syiah) yang mereka ajak itu angkat suara.

Ustadz Syiah itu berkata: Aisyah itu adalah pendusta dan pezina, semoga Allah membakarnya di neraka.

Mendengar ucapan orang bodoh ini mata Aisyah spontan tertutup dan hati aisyah terasa bergetar.. kemudian Aisyah menundukkan kepala dan mengucap istighfar, dan memohon pada Allah agar dikuatkan mendengar fitnah keji dari mulut-mulut yang masih jahil, kemudian setelah tenang, Aisyah angkat kepala dan senyum pada mereka dan membuat situasi seolah-olah Aisyah tidak tau tentang hal itu.

Aisyah berkata: Masya Allah, benarkah begitu ustadz?

Ustadz Syiah menjawab: Benar, dialah penyebab wafatnya rasulullah, dia yang meracuni rasulullah hingga wafat.. semoga laknat selalu menyertainya.

Air mata aisyah menetes mendengar ucapan orang ini, dalam hatinya bagai tersayat-sayat.. seorang ibu dihina di depan anak-anaknya, rasanya ingin melemparkan gelas ini ke wajahnya. Aisyah pun melihat abangnya sudah mengenggam kedua tangannya dan menahan amarah. Namun sebelumnya Aisyah sudah mengiingatkan kepada abangnya bahwa diskusi ini tentu akan membuat hati panas.

Aisyah pun menimpali: Astaghfirullah, sehebat itukah fitnahnya?

Si tamu wanita menjawab: Kok fitnah mbak? itu nyatanya, nih kami bawa kitab tafsir Al Ayyasyi (kitab Syiah) didalamnya terdapat bukti, bahkan Abdullah bin Abbas mengatakan Aisyah adalah seorang pelacur, ini ada kitabnya.

Dia keluarkan kitab tapi Aisyah lupa nama kitabnya, ma'rifat rijal kalau Aisyah tidak salah ingat. DanAisyah melihat memang isinya benar seperti yang mereka ucapkan.


BACA JUGA :

Singkat cerita, mereka terus menghina Aisyah dan para sahabat, sampai telinga ini seperti sudah bengkak.

Akhirnya Aisyah tidak tahan dan berkata pada mereka: Sebentar ustadz, Aisyah mau ambil kitab Syiah punya Aisyah, ada yang ingin Aisyah tanyakan mengenai isinya.

Ustadz Syiah menjawab: Silahkan.
Aisyah sudah siapkan satu soal yang akan menunjukkan jati diri mereka, apakah mereka orang yang cerdas atau cuma bisa ngomong besar.

Dan pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh syaikh Adnan kepada seorang syaikh Syiah, tapi syaikh Syiah malah bingung menjawabnya.

Aisyah berkata sambil menyodorkan kitabnya: Nih dia kitabnya.
Ustadz Syiah: Oh saya juga punya itu, Al Ghaibah, kebetulan saya bawa hehe.

Aisyah berkata: Oh iya, kebetulan..
Si tamu wanita berkata: Hehe, Allah memudahkan urusan kita hari ini.

Aisyah tersenyum ringan melihat tingkah laku mereka.

Aisyah berkata: Begini ustadz, di dalam kitab ini disebutkan tentang beberapa wasiat rasul kepada imam ali, benarkah ini ustadz?

Ustadz Syiah: Halaman berapa?

Aisyah: 150 no 111

Ustadz Syiah: Sebentar saya lihat. Ya, benar, lalu apa yang ingin ditanyakan dari wasiat yg mulia ini?

Aisyah: Masih berlakukah wasiat ini ustadz?

Ustazd Syiah: Tentu, sampai hari kiamat.

Aisyah: Di dalam kitab ini rasul berwasiat
"Yaa 'Aliy anta washiyyi 'ala ahli baiti hayyihim wa mayyitihim wa 'ala nisa-i. fa man tsabbattuha laqiyatniy ghadan, wa man tholaqtuha fa ana bari’un minha".

Ustadz Syiah hanya bergumam

Aisyah: Benarkah ini ustadz?

Ustadz Syiah: Bagaimana kamu mengartikan kalimat wasiat itu.

Aisyah: Isi wasiat ini adalah
"wahai 'Ali engkau adalah washiy ahlul baitku (penjaga ahlul baitku) baik mereka yang masih hidup maupun yg sudah wafat, dan juga ISTRI-ISTRIKU. Siapa diantara mereka yang aku pertahankan, maka dia akan berjumpa denganku kelak. Dan barang siapa yang aku ceraikan, maka aku berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di padang mahsyar."
Benarkah ini ustadz?

Ustadz Syiah: Benar ini wasiatnya.

Aisyah: Yang ingin saya tanyakan, apakah Aisyah istri Rasulullah itu pernah dicerai oleh Rasulullah?

Ustadz Syiah begumam dan berkata: Tidak..

Aisyah: Apakah Aisyah di pertahankan Rasulullah sampai Rasulullah wafat?

Ustadz Syiah: Ya benar.

Aisyah: Lalu kenapa tadi ustadz bilang Aisyah itu masuk neraka sedangkan dalam wasiat ini Aisyah tergolong orang yang masuk surga??

Ustadz Syiah: Bukan seperti itu maksud dari wasiat ini mbak Salsa.
Aisyah tersenyum melihat tingkah si ustadz dan Aisyah melirik kedua wanita syiah tadi yang mulai hilang senyumannya.

Aisyah: Entahlah ustadz tapi inilah isi dari kitab Syiah dan ini adalah wasiat dari Rasulullah, berarti wasiat ini tidak lagi dianggap oleh orang Syiah sendiri ya ustadz?

Ustadz Syiah: Oooh tidak begitu tapi,, tapi bukan begitu cara menafsirkannya.

Dan akhirnya dia menjelaskan tentang penafsirannya tapi sedikitpun tidak masuk akal bahkan kedua wanita syiah itu sendiri pun terlihat bingung mendengar penjelasan si Ustadz Syiah.

Abang Aisyah pun berkata: Ustadz, saya tidak faham dengan penjelasan antum, mohon diulangi ustadz.

Ustadz Syiah tersebut mulai gelisah.

Ustadz Syiah: Begini, intinya hadits wasiat ini dinilai oleh ahli ilmu hadits Syiah dan tentunya berdasarkan ilmu hadits Syiah adalah lemah sekali bahkan sampai derajat palsu.

Aisyah berkata dalam hati: Wah ini ustadz mulai aneh. tadi katanya wasiat ini masih berlaku sampai hari kiamat, sekarang menyatakannya sebagai hadits palsu.

Aisyah diam beberapa saat memikirkan bagaimana cara membuat orang ini terdiam dan malu karena pendapatnya sendiri.

Aisyah: Sudah-sudah, cukup, mungkin ini terlalu rumit pertanyaannya, nih ada pertanyaan lagi ustadz.

Seperti yang pernah saya dengar bahwa Syiah menganggap bahwa Ali lah yg seharusnya menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah, apakah benar?

Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tapi Abu Bakar rakus akan kekuasaan sampai-sampai dia berbuat kezaliman dan makar yang besar, diikuti pula oleh Umar dan Utsman.

Aisyah: Apakah ada dalil yang menunjukkan Ali sebagai orang yang dipilih Rasul menjadi khalifah sesudah wafatnya beliau?

Ustadz Syiah: Tentu ada, hadits Ghadir Khum , ketika Nabi sedang menunaikan haji wada' disertai beberapa orang sahabat besar, Nabi berkata kepada Buraidah: "Hai Buraidah barangsiapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin..”

Aisyah: Ustadz, kalau saya tidak mengamalkan dan sengaja menolak apa yang diperintahkan Nabi, kira-kira apa hukuman buat saya ustadz?

Ustadz Syiah: Mbak Salsabila bisa dihukumi kafir karena mendustakan Nabi.

Aisyah: Astaghfirullah, berarti imam Ali pun telah kafir dalam hal ini ustadz, sebab dia tidak mengindahkan perintah Nabi, jika memang ini dalil yang menunjukkan Ali sebagai khalifah, bahkan imam Ali membai'at Abu Bakar, maka Abu Bakar pun di hukumi kafir, begitu juga Umar, dan semua sahabat yang menyaksikan ketika itu semuanya kafir, sebab yang menjadi pesan Rasul adalah man kuntu maulahu fa 'Aliyyun maulahu, siapa menganggap aku sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin.
Benarkah begitu ustadz? Atau haditsnya palsu juga?

Ustadz Syiah: Hmmmm.. Haditsnya shahih.. tapi bukan begitu juga maksudnya.

Aisyah: Tapi tunggu ustadz, sebelum ustadz jelaskan maksudnya saya pengen tanya lagi biar kelar. Apakah setelah imam Ali yang akan menjadi khalifah adalah anaknya Al Hasan?

Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tidak bisa dipungkiri.

Aisyah: Ada dalilnya? Shahih apa tidak?

Ustadz Syiah: Ada, shahih jiddan (sekali).

Aisyah: Bagaimana bunyinya?

Ustadz Syiah: Wahai Ali engkau adalah khalifahku untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah kepada anakku Al Hasan,,
hadits ini cukup panjang menjelaskan tentang 12 imam.

Aisyah: Ustadz coba lihat kembali kitab Al Ghaibah yang berisi tentang wasiat Rasul tadi. Tidakkah isinya sama dengan yg baru saja ustadz sebutkan?

Ustadz Syiah: Sebentar.. oh iya sama.

Aisyah: Bukankah tadi saat kita membahas tentang keberadaan Aisyah di sorga, ustadz katakan hadits ini palsu?, tapi sekarang saat membahas tentang dalil kekhalifahan Ali dan Hasan malah ustadz berbalik mengatakan hadits ini shahih jiddan???

Ustadz Syiah pun diam seribu bahasa. Aisyah melihat raut ustadz berubah dari biasanya, mau senyum tapi tanggung, mau pulang tapi malu.

Aisyah: Ustadz, saya pernah dengar dari teman-teman saya bahwa Syiah itu suka bertaqiyah. Apakah ini bagian dari taqiyah itu?

Abang Aisyah: Hahahaha.. ustadz, akuilah bahwa Aisyah radhiyallahu 'anha adalah penghuni surga, Abu bakar adalah khalifah pertama, Umar kedua, Utsman ketiga,dan Ali keempat,
kita semua mencintai ahlul bait ustadz, Ali juga setia kepada kepemimpinan Abu bakar, Umar dan Utsman. Dan Ali sangat mencintai ketiga sahabatnya, bahkan sampai-sampai nama anak-anak Ali dari istrinya yang lain (selain Fathimah) diberi nama Abu Bakar, Umar & Utsman ... Apakah ustadz mau menafikan itu semua?

Ustadz Syiah: Hmmmmm.. sebaiknya kami pulang saja.

Aisyah: Tunggu ustadz, ustadz belum menjawab pertanyaan kami.

Ustadz Syiah: Sepertinya kalian sudah tau semua.

Aisyah: Oh berarti ustadz mengakui kebenaran ini?

Ustadz Syiah: Allahu a'lam, saya permisi dulu.

Husna (sepupu Aisyah): Bagaimana dengan kalian(kedua wanita syiah)?

Salah satu dari wanita Syiah angkat bicara: "Saya akan kembali lagi besok kesini dan saya harap Husna mau menemani saya"

Ustadz Syiah: Baiklah kalau begitu kalian tinggal disini dan saya pamit.

Wassalamu 'alaikum..
Kami: Wa'alaikumussalam warahmatullah.

Selesai.

Sumber: Status FB Aisyah Salsabila

Semoga kisah ini membuka mata hati kita dan pengetahuan kita tentang ajaran yang menyimpang, khususnya Syiah di Indonesia. Share dan sebarkan kawan! JANGAN DIABAIKAN karena tentu kita berharap kepada Allah agar Indonesia tidak menjadi "sarang besar" penganut syiah yang sesat. Kita berharap kisah seperti ini mampu membendung laju mereka dan membuka wawasan kita semua agar sadar bahayanya paham syiah.

Semoga bermanfaat. Wassalam

Tuesday, August 9, 2016

Dunia

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Bila Allah cepat mengabulkan do'a mu, maka Dia menyayangimu.
Bila Allah lambat mengabulkan do'a mu, maka Dia ingin mengujimu.
Bila Allah tidak mengabulkan do'a mu, maka Dia merancang sesuatu yang lebih baik untukmu.
Oleh sebab itu, senantiasalah berprasangka baik Kepada Allah bagaimanapun keadaanmu.
Karena kasih sayang Allah itu mendahului kemurkaannya.

Bahagia itu bukan memiliki apa yang kita cintai.
Tetapi bahagia itu adalah mencintai apa yang kita miliki.
Bahagia itu pilihan.
Bahagia itu kita yang cipta.
Bahagia itu adalah bagaimana cara kita bersyukur dan mensyukuri nikmat.

Hidup di dunia fana ini adalah kematian sejati yang berjalan.
Hanya untuk sekedar singgah.
Hanya untuk sekedar mampir.
Hanya untuk sekedar lewat dan berfikir.

Dunia ini hanya hiasan.
Harta, tahta serta perhiasan takkan berguna di padang mahsyar.
Dan sebaik-baiknya perhiasan adalah perempuan yang sholeha.
Yang lebih berharga dari dunia dan segala isinya.

Dunia ini begitu amat tangguh kawan.
Maka ketika engkau ingin tersenyum, janganlah kau rentan.
Bermimpilah yang panjang.
Karena mimpi adalah separuh dari sebuah kenyataan.

Dunia memang layaknya sebuah bayangan.
Jika di kejar maka dia akan menghindar.
Jika menghindar maka dia akan mengejar.
Tiada pilihan, kecuali dengan sebuah iman.

Hanya 1 penangkal melawan dunia fana ini.
Matikan sebuah rasa.
Lalu hidupkan di dalam sebuah hati.
Maka niscahya engkau akan tersenyum tanpa lelah terasa.

Allah itu maha pengasih dan penyayang.
Jikalau engkau di kasih, maka belum tentu ia sayang.
Namun jikalau ia sayang, pasti kalian akan di kasih.
Maka seperti itulah kasih sayang Allah.

 
                                                                    -Syarif alfarisi-




Monday, August 8, 2016

Madad Dari Rasulullah SAW

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Pertemuan habib ali bin abdurahman alhabsyi (sohibul kwitang)dengan habib alwi bin ali bin muhammad bin husein alhabsyi (anak dari sohibul simtuduror) dulu di zaman habib ali kwitang saat khotmil bukhori habib alwi bin ali bin muhammad alhabsyi tiba tiba datang dari solo di acara tersebut.

Terkejutlah habib ali dengan kedatangan putra guru tercinta tersebut. lalu habib ali menanyakan kepada habib alwi mengapa tidak mengabarkan terlebih dahulu, lalu habib alwi mengatakan,


BACA JUGA :

"ya habib ali bin abdurahman alhabsyi aku bermimpi ayahku dan semua wali dikota tarim dan pembesar wali lain nya beriringan hadir di majelis ini, dan walidi (abahku) mengatakan engkau sempatkan hari minggu ini untuk hadir di majelis habib ali sohibul kwitang karena disana ada khotmil bukhori.wahai anaku (alwi) setiap minggu RASULULLAH hadir disana terlebih esok minggu saat khotmil bukhori, jika kau ingin mendapat madad dari RASULULLAH datang ya alwi, lihat mereka ya alwi ruhul aulia berbondong bondong hadir di majelis akan ikut hadir dimajelis tersebut,

mendengar hal tersebut habib ali kwitang memeluk habib alwi bin ali anak dari sohibul simtuduror dan mengatakan ya karim ibnil karim.

"Subhanallah Walhamdulillah Walaa ilaaha illallah Wallahu Akbar" 

"Semoga kisah diatas bisa bermanfaat untuk kita semua dan kita bisa sama-sama hadir di majelis kwitang setiap hari minggu pagi"

Ibadah Yang Cacat Atau Tidak

http://syarifalfarisi.blogspot.com

'Amilatun Naashibah

Kita sering membaca alqur'an ayat ke 3 surah Al-Ghosyiyah. Mari kita perhatikan sisi lain dari penjelasan ayat yang sangat menggugah itu.

*Allah Ta'ala berfirman*:

عاملة ناصبة

('aamilatun naashibah)

Artinya:
"Amal-amal yang hanya melelahkan."

Rangkaian ayat di awal surah ini bercerita tentang neraka & para penghuninya.
Ternyata salah satu penyebab orang dimasukkan ke neraka adalah amalan yang banyak dan beragam, tapi penuh cacat baik motif dan niatnya, maupun kaifiyat (tata caranya).

Astaghfirullah hal'adzim…

Sahabat Umar bin Khathab ra selalu menangis ketika mendengar ayat ini dibacakan.

Suatu hari Atha' As-Salami ra, seorang Tabi`in yang mulia, bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan,


BACA JUGA :

"Ya Atha', sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya."

Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha' termenung lalu menangis.

Melihat Atha' menangis, sang penjual kain berkata,

"Atha' sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya. Kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas."

Kemudian Atha' menjawab tawaran itu,

"Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya? ketahuilah, sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya, ternyata kain itu ada cacatnya. Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun- tahun ini tidak ada cacatnya, bisa jadi mungkin di mata Allah ibadahku penuh cacat dan cela. Itulah yang menyebabkan aku menangis."

"Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua, dan semoga bermanfaat untuk kita semua"

Saturday, August 6, 2016

Di Cium Oleh Rasulullah SAW


http://syarifalfarisi.blogspot.com

Dalam dunia tasawuf, dikenal seorang yang bernama Syibli. Lengkapnya: Abu Bakar Dalf bin Jahdar as-Syibli. Orang menyebutnya majnun, alias gila, sinting, nyeleneh. Dia pernah memakai celak mata yang dicampur dengan garam, supaya ia tidak tertidur di waktu malam. Dengan begitu, ia bisa menghidupkan malam dengan shalat-shalat sunnat.

Jika datang bulan Ramadhan, maka ia makin giat beribadah melebihi orang-orang di masanya. Mungkin inilah sebagian dari ke-sinting-an Syibli. Syibli lahir dan besar di Baghdad. Dia bersahabat dengan Junayd al-Baghdadi dan para ulama di masanya. Dia bermazhab Maliki. Wafat pada tahun 334 H atau 946 M, dan dimakamkan di Baghdad.

Syibli memang punya karamah. Dalam kitab Syarh Ratib al-Haddad, diceritakan bahwa Syibli mendatangi majlis Abu Bakar bin Mujahid. Melihat Syibli datang, Abu Bakar bangun dari duduknya, menyambutnya, memeluknya,dan mencium keningnya. Setelah kejadian itu, Abu Bakar ditanya oleh salah satu muridnya,

‘Duhai Guruku, engkau melakukan yang demikian kepada Syibli? Padahal, engkau dan semua penduduk Baghdad menganggapnya sinting?’


BACA JUGA :

Abu Bakar bin Mujahid menjawab, ‘Apa yang aku lakukan kepadanya adalah karena mencontoh yang dilakukan Rasulullah kepadanya. Aku pernah bermimpi melihat Syibli datang kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah bangun dari duduknya dan mencium kening Syibli. Lalu dengan heran aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Duhai Rasulullah, engkau berbuat demikian kepada Syibli?’ Rasululullah menjawab, ‘Ya begitulah. Itu karena orang ini (Syibli) sehabis shalat senantiasa membaca ayat:

۞Laqod jaa akum rasulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina ro-uufurrohiim ۞

‘Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (at-Taubah: 128)’, lalu ia melanjutkannya dengan membaca shalawat kepadaku sebanyak 3 kali’.

Itulah buah dari ke-sinting-an Syibli.

Subhanallah…subhanallah… subhanallah wabihamdih…..

صلو على النبي الكامل الوجه الجميل

Friday, August 5, 2016

Al Madad Fil Masyhad, Sebut Namaku Lalu Berjalanlah Diatas Air

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Tidak dipungkiri bahwa keagungan Nabi SAW melebihi segalanya, termasuk keagungan para Anbiya’ sebelumnya dan para Auliya sesudahnya. Rasulullah adalah batangnya (ashl ) sedang mereka semua adalah cabang–cabangnya (far’u).

“Wakulluhum min Rasulillahi multamisun, ghorfan minal bahhri au rashfan minad diyami.

Mereka semua meneguk secakup air dari lautan kemuliaan Rasulullah. Atau mereka menyesap tetes–tetes air dari hujan kemuliyaannya,  Al Bushiriy. Maka barangsiapa yang memperingati kemuliyaan para auliya, maka sejatinya mereka memperingati kemuliaan Rasulullah. Barangsiapa yang memuliakan para auliya maka sejatinya mereka memuliakan Rasulullah SAW.

Di dalam mukaddimah Jami’ Karomatil Auliya, Al Imam An Nabhaniy menjelaskan banyak hal tentang hal ini. Diantara yang beliau tulis di sana bahwa karomah para waliy adalah bagian dari mukjizat Nabi. Dengan munculnya keramat–keramat itu, maka umat sesudah zaman kenabian menjadi faham dan meyakini bahwa para auliya itu ada dalam agama yang haq. Berarti pembawa risalah dalam agama yang mereka bela itu (yakni Rasulullah) adalah haq pula.

Semakin besar seseorang memuliakan atau memperingati para auliya maka maknanya semakin besar pula dia memuliakan dan memperingati nabinya. Seseorang yang bersemangat membaca manaqib atau memperingati Haul Syaikh Abdul qadir al Jailani sebenarnya diapun sedang bersemangat dalam menghormati Baginda Nabi SAW.

Namun kemudian menjadi isykal jika pada saat yang sama dia ‘memandang remeh’ peringatan Nabi atau pembacaan maulid beliau. Contoh sederhana, jika dia membaca manaqib Syaikh dia akan menyembelih ayam jantan dan dibuat shadaqah. Tetapi saat membaca maulid Nabi dia hanya bersedekah krupuk.

Jika dia berbuat demikian karena dianggapnya maulid Nabi ‘cuma pantasnya’ dishadaqahi krupuk maka ini adalah perendahan rutbah Rasulullah SAW. Wal ‘iyadhu billah. Namun jika dia melakukannya disebabkan dominasi ‘rasa Syaikh’ di dalam hatinya maka hal seperti itu biasa saja.
Sebenarnya dia meyakini kemuliyaan Nabi jauh di atas kemuliyaan Syaikh. Namun di dalam hatinya pengaruh Syaikh telah memenuhi seluruh sisi-sisinya, fana’ itu menyebab kemuliaan yang lain tidak lagi terasa olehnya.

Saya kesulitan untuk memilih kalimat yang tepat di dalam permasalahan ini. Tetapi jika dapat di rumuskan lebih sederhana, mungkin saya akan memilih kalimat berikut ini:

“Didalam keyakinannya tetap mengetahui bahwa kemuliaan Nabi SAW ada diatas kemuliaan Waliy. Namun karena keterbatasan kemampuan hatinya dalam menangkap keagungan-keagungan, maka baru pada taraf kemuliaan Waliy saja yang bisa benar-benar dia rasakan, sehingga mengesankan dia terlihat begitu bersemangat di dalam memperingati Waliy melebihi semangat memperingati Nabi SAW“


BACA JUGA :

 Para hukama menyebut “AL MADAD FIL MASYHAD“ turunnya pertolongan, keberkahan berbanding lurus dengan kesiapan hati dan keyakinannya. Banyak kisah yang berhubungan dengan hal ini.
Seperti kisah seorang murid yang diperintahkan menyeberangi lautan oleh Syaikhnya dengan cara berjalan kaki di atasnya. Kata Syaikh:

“Wahai anakku, sebutkan namaku dan berjalanlah kamu di atas air menyeberangi laut.“

Murid tersebut menuruti perintah Syaikhnya. Begitu nama beliau ia sebut maka ia sanggup berjalan di atas air tanpa tenggelam. Namun mendadak dia dalam hatinya berfikir :

“Bagaimana aku ini? Bukankah Allah Azza Wajalla yang lebih tepat untuk aku ucapkan? Karena Allah adalah Tuhan sedangkan Syaikh ku hanyalah seorang manusia?“

Begitu terbersit di dalam hatinya fikiran tersebut maka saat itu juga tubuhnya jatuh tenggelam ke dalam laut. Dia terjebak dalam ombak, dan tenggelam nyaris celaka. Sampai kemudian dia teringat Syaikhnya dan diapun berteriak–teriak memanggil nama Syaikhnya.

“Wahai guruku, wahai Fulan …!“ Teriaknya memanggil. Dan tak menunggu lama, muncul Sang Syaikh berjalan diatas laut dan mengulurkan tangan dan menolong dirinya.
“Sudah aku katakan, sebutkan namaku saja, jangan yang lain. Engkau itu hanya mengenal diriku melebihi kenalmu kepada Tuhanmu

Kisah ini memberi kefahaman bahwa bukan berarti Syaikh itu lebih mulia daripada Allah Ta’ala. 
Namun masyhad dalam hati murid tersebut hanya mengenal Syaikhnya dari pada Tuhannya, sehingga menyebut nama Syaikh bagi dia itu lebih bermanfaat dari pada menyebut nama Rabbnya.

Suatu saat Al Habib Abdurrahman bin Syaikh Al Athas berkata :

“Bagi diriku al Habib Hasan as Syathiriy itu lebih agung dibanding Syaikh Abdulqadir al Jaylaniy. Karena jika Syaikh Abdulqadir itu kemuliaannya bagiku hanya sebatas yang pernah aku baca saja dari buku–buku, namun Al Habib Hasan itu kemuliaannya bagiku langsung aku saksikan dengan kedua belah mataku.“

"Kesimpulan terakhir adalah Kemuliaan Nabi diatas Kemuliaan Waliy . Tetapi masyhad di dalam hati seseorang bisa jadi membuatnya lain. Bukan berarti merendahkan kemuliaan Nabi" 


Sumber : 

Thursday, August 4, 2016

Tak Pernah Diciptakan Tapi Selalu Dicari


Tak pernah diciptakan tapi selalu dicari.... apakah itu??? Nabi Muhammad ﷺ bertanya kepada malaikat Jibril As,

“ apakah engkau (malaikat Jibril) pernah tertawa ??? ”
قال له نعم
 

Malaikat Jibril menjawab kepada Rasulullah ﷺ : “ Ya ”
 

Nabi Muhammad ﷺ berkata kepada malaikat Jibril, “ Kapan ? ”
 

Berkata malaikat Jibril;
 

“ ketika manusia diciptakan dan dari mulai diciptakan sampai wafatnya, sedangkan dia mencari dari sesuatu yang tidak pernah diciptakan didunia Nabi ShallAllaahu alaihi wasallam merasa heran dan beliau bersabda; 

apakah sesuatu yang dicari dari manusia sedangkan hal tersebut tidak pernah diciptakan didunia?

قال جبرائيل: الراحه.
Berkata malaikat Jibril; “ KETENANGAN ”

Sesungguhnya ALLAH tidak menciptakan ketenangan di dunia tetapi ALLAH menciptakannya di akhirat. Maka manusia selalu mencari ketenangan.


BACA JUGA :

Maka anak kecil berkata kapan menjadi dewasa.

Sementara pemuda berkata andai saja aku kembali kecil.

Dan orang tua berkata andai saja masa muda kembali lagi.

Dan orang yang telah menikah berkata andai saja aku kembali pada masa lajang.

Dan orang yang lajang berkata andai saja aku telah menikah.

Dan yang memiliki banyak anak berkata andai saja aku memiliki (walau) satu anak saja.

Dan yang memiliki banyak anak berontak seraya berkata andai saja aku tidak memiliki banyak anak.

Dan yang telah menikah dengan satu perempuan menginginkan menikah lagi mencari ketenangan, semuanya mencari ketenangan akan tetapi tidak ada yang namanya ketenangan didunia ini. Maka wajib kita merasa cukup dengan apa-apa yang telah ALLAH menentukan untuk kita dan kita bersyukur atas hal tersebut (ketentuan ALLAH). Dan kita mengetahui, sesungguhnya ketenangan kita terdapat didalam ibadah kepadaNya & ketaatan kepadaNya agar supaya kita mendapatkan makna ketenangan di akhirat dan menangislah atas (kekurangan) dirimu.

فمن ترك قراءة القرآن ♡
Maka barangsiapa yang meninggalkan bacaan al-qur'an
ثلاثة أيام منْ غير عذر
3 hari tanpa udzur سُميّ هاجراً ! *
Dialah yang dikatakan orang yang menjauhi (dari al-qur'an, menjauhi dari ketenangan). 

Oleh Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.

Wednesday, August 3, 2016

Dunia Fana Ini Adalah Tempat Tinggal Sementara

http://syarifalfarisi.blogspot.com

TEMPAT TINGGAL SEMENTARA

Dikisahkan seorang Raja berkunjung ke kediaman seorang Guru Sufi yang sangat termasyhur. Sang Raja tersebut kaget melihat kediaman sang Guru Sufi terlihat sangat sederhana. Satu-satunya perabotan yang ada di rumah tersebut hanya sebuah tikar dan lampu ublik.
Karena penasaran, Sang Raja lalu bertanya,

"Wahai Guru, dimanakah perabotan-perabotan anda ???"

Sang Sufi lalu menjawab dengan balik bertanya kepada sang Raja tersebut,

"Bagaimana dengan anda, dimanakah perabotan-perabotan anda ?"

"Saya kan hanya seorang tamu di sini." Jawab sang Raja dengan nada keheranan.

Sang Guru Sufi lalu menjawab,

"Begitu juga saya, Saya hanya seorang tamu yang numpang lewat di dunia ini."
.
Dari Ibn Umar رضي اللّـہ عنہ, Beliau berkata bahwa Rasulullah ﷺ memegang kedua bahuku dan bersabda:

كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَعُدَّ نَفْسَكَ فِى أَهْلِ الْقُبُورِ

"Jadilah kamu di dunia seolah-olah orang asing atau orang lewat dan hitunglah dirimu termasuk penghuni kubur" (HR Ahmad, at-Tirmidzi, Ibn Majah, ath-Thabarani, al-Baihaqi).


BACA JUGA :

"Semoga kisah riwayat diatas bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi didalam kehidupan kita sehari-hari"

Tuesday, August 2, 2016

Seorang Lelaki Penghuni Surga

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Pada suatu hari, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhu bersama Rasulullah Saw. dan para sahabat yang lain sedang duduk di halaman samping (teras) masjid. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda,

"Akan datamg kepada kalian sekarang ini, seorang laki-laki penghuni surga."

Tidak lama kemudian setelah Rasulullah berkata memberitahu kepada para sahabat, masuklah seorang laki-laki dari kaum Anshar dengan bekas air wudhu yang menetes dari wajah dan janggutnya. Keesokan harinya Rasulullah mengulangi perkataan yang pernah beliau katakan seperti kemarin. Kemudian Abdullah bin Amr mengira atau menduga kalau yang datang kali ini bukanlah orang yang kemarin. Tidak lama setelah itu datang lagi orang yang sama seperti kemarin dengan keadaan yang sama persis seperti kemarin dengan air wudhu yang masih membasahi wajahnya dan menetes pada janggutnya. Hari ketiga berkata seperti dua hari yang lalu dan yang datang tetap orang itu juga.

Kemudian setelah itu Rasulullah Saw pergi, lalu Abdullah bin Amr bin Ash membuntuti laki-laki dari belakang hingga sampai kerumah laki-laki itu. Abdullah bin Amr kemudian mencari cara agar bisa mengetahui amalan apa yang dapat membuat laki-laki itu mendapatkan derajat yang tinggi sebagai penghuni surga seperti yang telah disabdakan Rasulullah Saw.

Lalu Abdullah bin Amr menghampiri dan berkata kepada laki-laki itu,

"Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Jika engkau setuju, aku mau tinggal bersamamu selama tiga hari." Kata Abdullah bin Amr

Laki-laki itu kemudian menjawab, "Ya, silakan!".


BACA JUGA :

Selama Abdullah bin Ash berada dirumah laki-laki itu dan mengamati cara ibadah dan amalan apa yang dilakukan, ternyata Abdullah bin Ash tidak melihat amalan khusus yang istimewa. Laki-laki itu tidak pernah bangun malam untuk shalat Tahajjud, tapi ia hanya mendengar setiap kali laki-laki itu terbangun selalu membaca zikir dan takbir, ia baru bangun dari tidurnya ketika waktu shalat subuh tiba. Pada siang harinya laki-laki itu tidak pernah berpuasa sunnah. Selain itu Abdullah tidak pernah mendengar laki-laki itu berbicara, kecuali yang baik-baik saja.

Setelah tiga hari telah berlalu, Abdullah mohon izin pulang, karena ia tidak melihat suatu keistimewaan amalan yang dikerjakan oleh laki-laki itu. Kemudian Abdullah bin Ash berkata:

"Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuan aku menginap dirumahmu, karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw Dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan oleh rasulullah Saw.?"

"Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat sendiri." Jawab laki-laki itu

Ketika Abdullah bin Ash keluar beberapa langkah dari rumah laki-laki itu, laki-laki tersebut memanggilnya, seraya berkata:

"Benar, amalanku hanya yang engkau lihat, tetapi aku tidak pernah berbuat curang kepada seorangpun dari kaum muslimin ataupun lainnya. Aku juga tidak iri kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepadanya.!"

Abdullah bin Ash kemudian berkata:

"Kemungkinan amalan inilah yang membuatmu mendapatkan derajat yang tinggi. Dan inilah amalan yang sangat sulit untuk dilakukan."

"Demikianlah kisah ini diceritakan kembali, semoga kita juga dapat mencapai derajat yang tinggi dan menjadi ahli (penghuni) surga, walau tidak dengan amalan yang demikian. Karena banyak jalan menuju surga"


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Monday, August 1, 2016

Karomah Habib Luthfi bin Yahya

http://syarifalfarisi.blogspot.com
 Habib Luthfi bin Yahya dan Habib Mundzir al-Musawa
Kisah tentang sebuah niat yang mengalahkan logika ilmiah. Kisah nyata Muhammad Syamsuri, beliau adalah Anggota Helm aktif (Grup Helm MR yaitu aktivis Majelis Rasulullah saw yang bertugas mengatur lalu lintas dan menghimbau Jama’ah Majelis Rasulullah saw agar mematuhi peraturan lalu lintas dan menggunakan helm bagi pengendara motor, serta mengatur kelancaran lalu lintas ketika ada pengajian Majelis Rasulullah saw.)

Kisah ini dialami oleh saudara kita, namanya Muhammad Syamsuri. Beberapa waktu lalu beliau kecelakaan mobil di Tol Cipularang dan mengalami retak tulang kaki sehingga harus menggunakan kursi roda. Dokter sudah angkat tangan. Namun Syam tidak putus asa. Ia pergi ke Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan untuk minta doa. Syam ini adalah murid Habib Luthfi.

Pertama kali bertemu, Habib Luthfi bertanya kepada Syam tentang niatnya jika kakinya sembuh. Syam menjawab bahwa ia ingin kembali kerja di Jakarta. Spontan Habib Luthfi menjawab bahwa ia tidak mungkin sembuh seumur hidup, harus memakai kursi roda. Syam dan keluarganya menangis mendengar kabar itu. Setelah itu Habib Luthfi pun pergi dan membiarkan Syam selama 3 minggu di rumahnya.


BACA JUGA :

Selama waktu itu Syam hanya bengong dan meratapi nasibnya. Hingga suatu malam Syam bermimpi didatangi Habib Munzir al Musawa yang lantas rebahan di samping Syam dan memberikan lembar jadwal majlis MR sambil berbisik,"Bilang Habib Luthfi bahwa kamu ikut saya di Jakarta".

Pagi harinya Syam lantas menemui Habib Luthfi dan berkata bahwa ia di Jakarta membantu dakwah Habib Munzir dengan mengatur lalu lintas. Mendengar hal itu Habib Luthfi kaget dan lantas bertanya apa yang menyebabkan dia berubah niat? Syam lantas menceritakan mimpinya. Habib Lutfi kemudian memeluk Syam dan berkata,"Kamu besok sembuh. Pulang ke Jakarta berkah". Habib Luthfi kemudian mengusap kaki Syam dengan air beberapa kali.

Malam harinya yaitu Senin malam bertepatan dengan majlis rutin MR di Al Munawar minggu lalu, jam 21.00 kaki Syam sudah bisa digerakkan dan bisa untuk berjalan. Akhirnya Syam bisa berjalan seperti sebelumnya dan kini Syam sudah kembali membantu dakwah Habib Munzir dengan aktif membantu mengatur lalu lintas di Al Munawar.

Karomah dua orang wali dan niat yang lurus mengalahkan logika ilmiah medis yang sudah mengatakan tidak akan sembuh. Subhanallah.

"Semoga kisah diatas bisa menjadi inspirasi untuk hidup kita dan kita bisa sama-sama mengambil hikmahnya" 


Sumber : http://sufipasrah.blogspot.co.id

Sunday, July 31, 2016

Karomah Habib Munzir bin Fuad Almusawa

hhtp://syarifalfarisi.blogspot.com
 Cerita Karomah Guru Mulia Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

1. Al-Habib Munzir al-Musawa Tidak Memiliki Rumah

Seseorang pernah bertanya kepada Habib Munzir: “Wahai Habib, bukankah Rasul Saw. juga punya rumah walau sederhana?”
Beliau Habib Munzir tertegun dan menangis, beliau berkata: “Iya betul, tapi kan Rasul Saw. juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum Anshar, lalu bersama-sama membangun rumah, saya takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yang masih berumahkan koran di pinggir jalan dan digusur-gusur, sedangkan bumi menyaksikan saya tenang-tenang di rumah saya.”

2. Perjumpaan Al-Habib Munzir dengan Wali Besar Tarim

Seorang wali besar Tarim, salah satu guru al-Habib Umar bin Hafidz yang bernama al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur, saat al-Habib Munzir datang menjumpainya, maka al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur yang ketika itu usianya sudah tua renta langsung menangis dan berkata: “Wahai Muhammad…! (Saw.)”
Maka al-Habib Munzir berkata: “Saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.”
Lalu al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata: “Engkau Muhammad Saw.!, Engkau Muhammad Saw.!”
Maka al-Habib Munzir diam. Kemudian saat al-Habib Umar bin Hafidz datang maka segera al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata: “Wahai Umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa)”
Al-Habib Umar bin Hafidz pun hanya tersenyum mendengarnya.

3. Kesaksian Seorang Ibu dari Australia Jama’ah Majelis Rasulullah Saw.

Kita saksikan, ke manapun al-Habib Munzir pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta. Bahkan sampai ke pedalaman Irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yang sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yang sudah masuk Islam di tangan al-Habib Munzir, banyak orang bermimpi Rasul Saw. selalu hadir di majelisnya.
Dikisahkan bahwa ada seorang ibu-ibu dari Australia yang selalu mimpi jumpa Rasulullah Saw. Ia sudah bai’at dengan banyak thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa melihat Rasul Saw. entah kenapa. Namun ketika ia hadir di Majelis al-Habib Munzir tepatnya yaitu saat Majelis Rasulullah Saw. Digelar di Masjid Almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah Saw.
Maka si ibu itu berkata: ”Sungguh Habib yang satu ini adalah Syeikh Futuhku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar-benar dicintai oleh Rasulullah Saw.”
Lalu kabar tersebut disampaikan kepada al-Habib Munzir, dan beliau hanya menunduk malu.

4. Al-Habib Munzir Saat Diminta Mendoakan Al-Habib Umar Maulakhela

Ketika banyak orang yang meminta supaya al-Habib Umar Maulakhela didoakan agar sembuh dari sakitnya, maka beliau al-Habib Munzir dengan tenang menjawab: “Al-Habib Novel bin Jindan yang akan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela masih panjang usianya.”
Benar saja, keesokan harinya al-Habib Novel bin Jindan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela sembuh dan keluar dari opname.

5. Al-Habib Munzir Saat Diminta Mendoakan Al-Habib Anis Al-Habsyi

Ketika al-Habib Anis al-Habsyi Solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang-orang mendesak al-Habib Munzir untuk menyambangi dan mendoakan al-Habib Anis, maka beliau berkata pada orang-orang dekatnya bahwa al-Habib Anis akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira-kira masih sebulan lagi usia beliau.
Betul saja, al-Habib Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat.


BACA JUGA :

6. Kejadian Hendak Meletusnya Gunung Papandayan

Ketika Gunung Papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari siaga 1 menjadi “Awas”, maka al-Habib Munzir dengan santai berangkat ke sana.
Sesampainya ke ujung kawah, al-Habib Munzir berdoa dan melemparkan jubahnya ke kawah. Sesaat kemudian kawah itu reda hingga kini. Kejadian ini sudah bertahun-tahun yang lalu sekitar 8 tahunan dan VCD/ -dokumentasinya disimpan di markas Majelis Rasulullah Saw. namun beliau al-Habib Munzir melarang untuk disebarkan.

7. Kisah Sang Dukun Beji Depok 1

Ketika al-Habib Munzir masuk ke wilayah Beji Depok, yang terkenal dengan sihir dan para dukun jahatnya, malam itu al-Habib Munzir mengadakan acara Maulid Nabi Saw.
Keesokan harinya seorang dukun mendatangi panitia acara tersebut dan berkata: “Saya ingin jumpa dengan Tuan Guru yang semalam buat Maulid di sini..!”
Orang-orang yang melihat dan mendengarnya menjadi kaget, karena dia terkenal dukun jahat dan tak pernah shalat serta tak mau dekat dengan ulama pun juga sangat ditakuti.
Ketika ditanya kenapa, dukun itu menjawab: “Saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam mereka lenyap, lalu Shubuh tadi saya lihat mereka (para Jin khodam itu) sudah pakai baju putih dan sorban dan sudah masuk Islam. Ketika kutanya kenapa kalian masuk Islam dan jadi begini?, maka Jin-jin ku menjawab: “Apakah juragan tidak tahu? Semalam ada Kanjeng Rasulullah Saw. hadir di acara al-Habib Munzir, kami masuk Islam karenanya.”

8. Kisah Sang Dukun Beji Depok 2

Seorang dukun di Beji Depok yang mempunyai dua ekor macan jadi-jadian yang dipergunakan untuk menjaga rumahnya. Malam itu macan jejadiannya hilang, kemudian ia mencarinya. Ia menemukan kedua macan jadi-jadiannya itu sedang duduk bersimpuh di depan pintu masjid mendengarkan ceramah al-Habib Munzir.

9. Gangguan Jahat Menyerang Murid-murid Al-Habib Munzir

Saat berapa murid al-Habib Munzir berangkat ke Kuningan Jawa Barat, daerah yang terkenal ahli santet dan jago sihirnya, maka al-Habib Munzir menepuk bahu muridnya dan berkata: “Ma’annabiy...! -, berangkatlah, Rasul Saw. bersama kalian.”
Maka saat mereka membaca maulid, tiba-tiba terjadi angin ribut yang mengguncang rumah itu dengan dahsyat, lalu mereka meminta kepada Allah perlindungan, dan teringat al-Habib Munzir dalam hatinya. Tiba-tiba angin ribut tersebut reda, dan mereka semua mencium aroma minyak wangi yang biasa dipakai al-Habib Munzir yang seakan lewat di hadapan mereka. Dan terdengar pula ledakan bola-bola api di luar rumah yang tak bisa masuk ke rumah itu.
Ketika mereka pulang dan diceritakan semua kejadian tersebut kepada al-Habib Munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu.


10. Saat Al-Habib Munzir Berdakwah di Bali

Saat al-Habib Munzir berkunjung ke Bali dan hendak menginap di salah satu hotel, berkatalah muslimin di sana: “Habib, semua hotel penuh, kami tempatkan Habib di tempat yang dekat dengan kediaman Raja Leak (Raja Dukun Leak di Bali).”
Maka al-Habib Munzir membalasnya dengan senyuman pertanda setuju.
Keesokan harinya Raja Leak itu, yang terkenal sangat jarang keluar dari dalam rumahnya, siang itu dia keluar dari sarangnya seraya berkata: “Saya mencium wangi Raja dari Pulau Jawa ada di sekitar sini semalam.”

11. Sikap Al-Habib Munzir Terhadap Pencacinya

Dulu saat ramai-ramainya berita tentang Ahmadiyyah muncul, al-Habib Munzir dicaci-maki oleh seseorang dengan sebutan Munzir Ghulam Ahmad!, dengan alasan al-Habib Munzir tidak mau ikut demo anti Ahmadiyah.
Al-Habib Munzir tetap senyum dan bersabar dalam menanggapinya, beliau memilih jalan damai dan membenahi ummat dengan kedamaian daripada kekerasan. Dan al-Habib Munzir sudah memaafkan si pencaci itu sebelum orang itu meminta maaf padanya. Bahkan al-Habib Munzir saat itu menginstruksikan agar jamaahnya jangan ada yang mengganggu si pencaci yang disebut-sebut sebagai Da’i itu.
Beberapa waktu kemudian, tepatnya saat Majelis Rasulullah Saw. digelar di masjid Almakmur Tebet, al-Habib Munzir malah duduk berdampingan dengan si pencaci itu. Al-Habib Munzir tetap ramah dan sesekali bercanda dengan Da’i yang pernah mencacinya sebagai murtad dan pengikut Ahmadiyah.


Alhasil masih sangat banyak kisah-kisah kemuliaan Guru Mulia al-Habib Munzir al-Musawa. Semoga dari yang secuil ini bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita, mampu kita teladani akhlak luhur beliau sebagaimana yang pernah dicontohkan juga oleh Kakek beliau Rasulullah Saw.

Semoga bermanfaat.


Sumber : http://sufipasrah.blogspot.co.id

Karomah Habib Ahmad bin Alwi Al-haddad (Habib Kuncung)

http://syarifalfarisi.blogspot.com


Karomah Habib Kuncung, mampu menembus ruang dan waktu

Ahad sore pekan lalu, Hasan bin Mumammad bin Adullah al-Haddad, 65 tahun, duduk di kursi menghadap pintu gerbang makam. Tempat biasa petugas dan pengurus menyapa peziarah makam Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad atau lebih dikenal dengan sebutan Habib Kuncung. 

Di kursi itu, Hasan terus memperhatikan pengunjung lewat. Sekali-sekali ia membalas salam dan senyum dari peziarah. "Di sini kita tidak mewajibkan pengunjung mengisi buku tamu, tidak mau merepotkan pengunjung" kata Hasan.

Tata cara berziarah juga dibebaskan. Pihaknya membolehkan peziarah membawa hadrah hingga yang doanya terbilang cepat sekalipun. Dengan kelonggaran seperti itu, dia keberatan dipanggil juru kunci makam.

Istilah juru kunci, menurut dia, terlalu kaku. Juru kunci merujuk kepada orang yang tugasnya menjelaskan dan membimbing peziarah. Padahal, kata Hasan, aliran dalam Islam memiliki berbagai pandangan tentang ziarah kubur dan tata caranya. Dengan membebaskan peziarah, dia tidak ingin membuat sekat antar aliran. Siapa pun bebas mengunjungi pusara Habib Kuncung.

Tugas pengurus hanya memastikan pengunjung berpakaian sopan. Seperti perempuan tidak menggunakan kerudung atau laki-laki memakai celana pendek. Peziarah melanggar langsung dicegat, diberitahukan, dan dipinjami kerudung atau sarung. Hasan menegaskan pengunjung harus menghormati makam wali Allah seperti Habib Kuncung.

Hasan menuturkan Habib Kuncung adalah ulama memiliki sikap sulit ditebak. Ia mencontohkan Habib Kuncung diajak ke Pekalongan, namun dia menolak. Saat rombongan sampai di Pekalongan ternayata Habib Kuncung sudah lebih dulu tiba di sana."Hanya orang-orang tertentu bisa melihat karomah yang dimilikinya," ujar Hasan. Ia menambahkan Habib Kuncung terkenal suka membantu orang lain dengan kemunculan tiba-tiba.

Hasan mengaku tidak mengetahui managib (kisah hidup) Habib Kuncung. Setahu dia, ia dilahirkan di Hadramaut. "Di sini saja tidak ada yang kuat dan berani menulis kisah hidup Habib Kuncung," kata Hasan. Sebutan habib Kuncung diberikan karena kebiasaanya menggunakan kopiah lancip menjulang. Dalam istilah Betawi disebut kuncung.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia melakukan perjalanan spiritual seperti halnya ulama-ulama penyebar Islam. Dari riwayat yang ada, Habib Kuncung berdakwah pertama kali di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Setelah itu, ia ke Pulau Jawa hingga akhirnya menetap di Kalibata hingga wafat. Hasan memperkirakan Habib Kuncung meninggal pada 1926.

Hasan mengungkapkan tiap penutupan pengajian sepekan seblum Ramadan kmpleks pusara Habib Kuncung selalu diguyur hujan. Ia percaya Habib Kuncung memiliki banyak cara menguji pezaiarah. "Kalau tidak kuat akan lari saat hujan turun, tapi tidak sedikit juga mampu bertahan," ujarnya.

"Semoga bermanfaat untuk kita semua khususnya bagi para pembaca blog ini"


Sumber : https://www.facebook.com/KumpulanKaromahSyaikhAbdulQodirJailaniRa/

Wednesday, July 27, 2016

Dilarang Mengambil Yang Bukan Milik Kita

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Dikisahkan bahwa salah seorang sahabat Rasulullah s.a.w dari kaum anshor yang bernama Abu dujanah.. Kebiasaannya adalah senantiasa sholat fajar persis dibelakang Rasulullah s.a.w ( yang menjadi imam ) namun suatu ketika ia terburu-buru keluar masjid setelah selesai sholat.

Hingga akhirnya pada suatu hari, Rasulullah s.a.w mencegahnya dan berkata padanya : 


" Wahai Abu dujanah, bukankah kau memiliki hajat kepada Allah ? "

kemudian berkata Abu dujanah r.a : " Wahai Rasulullah .. dialah tuhanku dan tidak berpaling darinya walaupun sekejap mata "

kemudian Rasulullah s.a.w berkata : " lantas, mengapa kau tidak menunggu disini selepas sholat dan berdoa kepada Allah apa yang kamu mau.. ( dan tidak langsung pergi )? "

kemudian Abu dujanah menjawab : " sesungguhnya saya memiliki seorang tetangga dari kaum yahudi, dan dia memiliki pohon kurma yang salah satu batangnya menjulang hingga masuk ke loteng rumah saya, dan apabila angin bersemilir pada malam hari buah kurma yang ada di sana berjatuhan masuk ke dalam rumahku, maka dari pada itu saya segera keluar ke rumah selepas sholat untuk mengumpulkan kurma yang berjatuhan tadi.. dan saya kembalikan kepada pemiliknya sebelum anak-anak saya terbangun dan memakannya.. karena mereka sedang kelaparan, dan saya bersumpah padamu wahai rasulullah , bahwa suatu ketika saya pernah melihat anak saya mengunyah salah satu kurma dan seketika saya memasukkan jari jemari saya ke kerongkongannya sebelum dia telan, dan ketika dia menangis karena kelaparan, saya berkata kepadanya :
"apakah kamu tidak malu .. bila kelak saya berhadapan dengan Allah dengan keadaan saya adalah seorang pencuri ?? "

Maka renungkanlah.. bagaimana seorang muslim tersebut berusaha agar tidak masuk ke perut anak-anaknya sesuatu yang haram... karena pengetahuannya akan apa yang akan terjadi kepada anaknya tersebut dari sisi negatif dan hal tersebut menyebabkan kerasnya hati mereka.

Semoga yang kita dapat dan kita makan Rezeki yang halal dan berkah untuk kita istri anak keluarga dan orang yang membutuhkan
Aamiin

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah SAW di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”

آمين
...


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com

Tuesday, July 26, 2016

Kisah Ahmad Bin Miskin

http://syarifalfarisi.blogspot.com

Beberapa pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah menarik. Kisah Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak.


Menuturkan lembaran episode hidupnya, Ahmad bin Miskin bercerita:

Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak. Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami. Maka aku berazam untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan-jalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku. Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: 
"berikan makanan ini kepada keluargamu."
Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan memelas dia memohon:
"Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa terlalu lama menahan siksa lapar. Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan. Semoga Allah merahmati Tuan."
Sementara itu, si anak menatapku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan akalku dalam khayalan ukhrowi, seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.
Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. "Ambillah, beri dia makan", kataku pada si ibu.
Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu. Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama.
Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku, sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku. Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah. 
Dalam posisi seperti itu, tiba tiba Abu Nashr terbang kegirangan  mendatangiku.
"Hei, Abu Muhammad! Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?", tanyanya.
"Subhanallah....!", jawabku kaget. "Dari mana datangnya?"
"Tadi ada pria datang dari Khurasan. Dia bertanya tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta", ujarnya.
"Terus?", tanyaku keheranan.
"Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu. Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.
Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya melajit sukses. Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan.  


BACA JUGA :
Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu. Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis. Dia ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya." 
 
Mengisahkan awal episode baru hidupnya, Ahmad bin Miskin berujar :
"Kalimat puji dan syukur kepada-Nya berdesakan meluncur dari lisanku. Sebagai bentuk syukurku, segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup. 
Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal salih. Adapun hartaku, dia terus bertambah ruah tanpa berkurang. 
Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal salihku. Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. Ada semacam harapan pasti dalam diri, bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.  Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat. Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain. Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memanggul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya.
Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar seukuran KOTA (kota tempat tinggal), isinya hanyalah dosa-dosa dan hal hal yang menghinakan.  

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal. 
Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu daun timbangan, sedangkan amal baikku di daun timbangan yang lain. Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku.
Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya, ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI. Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih. Semua itu membuat amalku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu-nafsu itu.

Aku putus asa. Aku yakin aku akan binasa. Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka. Tiba-tiba, aku mendengar suara, "masihkah orang ini punya amal baik?"

"Masih", jawab seseorang. 

"Masih tersisa ini."

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa?
Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu HANYALAH  dua lembar roti isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku.

Sekarang aku benar-benar yakin akan binasa sejadi jadinya. Bagaimana mungkin dua lembar roti  ini menyelamatkanku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah (100 dinar = +/- 425 gram emas), dan itu tidak berguna sedikit pun. Aku merasa benar benar tertipu habis habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sampai sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekan.

Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku. Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus turun. Hingga akhirnya aku mendengar seseorang berkata, "Orang ini telah selamat."
 
SELESAI.

"Adakah terselip di dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada ibadah-ibadah kita?"
"Semoga bermanfa'at dan semoga bisa menjadi pelajaran untuk diri kita masing-masing dalam mengarungi dunia yang fana ini"


Sumber : http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com