Sunday, January 10, 2016

Karomah Petani Waliyullah

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=3877777010499503560;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=0;src=link

KAROMAH PETANI YANG WALI ALLAH

Kisah wali Allah kali ini adalah seorang petani shalih dari Negeri Syiria.

Pada Zaman Al-Faqh Al-Muthahhar Muhammad bin Al-sham terjadi sebuah kisah yang aneh dan menakjubkan tepatnya di daerah Al-Humrah Negeri Syiria, di sana tinggal seorang petani yang shalih dan suka berderma.

Ia membangun sebuah Masjid, bila malam tiba ia senantiasa pergi ke Masjidnya untuk shalat dan selalu membawa lampu dan berbekal santap malam, Jika Allah SWT mentaqdirkan ada orang yang membutuhkan sedekah, ia berikan bekal santap malamnya, Jika tidak ada, ia makan sendiri, baru kemudian melakukan shalat, setiap hari demikian berlangsung terus.

Pada suatu saat Allah SWT mentakdirkan di daerah ini terjadi krisis air, banyak sumur yang kering, termasuk sumur miliknya, petani itu dibantu oleh anak-anaknya bermaksud memperdalam sumurnya agar memperoleh air, ketika ia sedang berada di dalam sumur, tiba-tiba bibir sumur ambrol, sebongkah bibir sumur jatuh dan menguburnya.

Anak-anaknya tidak bisa berbuat apa-apa, Mereka tidak berani melakukan penggalian mencari jasad ayahnya yang tertimbun, karena resikonya adalah nyawa mereka sendiri, mereka pasrah dan menjadikan di situlah kuburan ayahnya.

Enam tahun kemudian, anak-anaknya sedang memperbaiki sumur tersebut, Ketika penggalian sampai di bagian bawah, antara percaya dan tidak, mereka mendapati ayahnya masih hidup.

Berceritalah ayahnya, “Di dalam sumur itu ternyata ada goa, ketika dulu jatuh aku masuk ke dalam goa itu, aku tidak terkubur karena sebatang kayu mendahului jatuh di depan mulut goa sehingga menghalangi bongkahan–bongkahan bibir sumur yang ambruk.

Di dalam goa amat gelap, beberapa saat kemudian Allah SWT memberi pertolongan berupa munculnya sebuah lampu dan makanan yang biasa aku bawa ke Masjid setiap malam, sehingga aku bisa bertahan hidup selama enam tahun”.

Tersiarlah peristiwa ini dan menjadi pelajaran yang berharga dan ramai diperbincangkan oleh manusia di pasar-pasar Negeri Syiria, Imam Muhammad bin Ali Asy-Syakani dalam Kitab Al-Badru Ath-Tholi’ (I/492) dalam biografi Ali bin Muhammad Al-Bakri berkata, “Penulis Kitab Mathla’ Al-Budur”.

Di antara orang yang pernah mengunjungi Petani tersebut ialah Muhammad bin Al-Asham.

No comments:

Post a Comment