Tuesday, December 10, 2019

TABARRUK DALAM ARTI KATA MANHAJ ASWAJA

         Abuya Ahmad al Maliki mencium rambut Rasulullah Muhammad SAW


TABARRUK DALAM ARTI KATA MANHAJ ASWAJA

Diambil dari rujukan Kitab Mafahim Yajibu An Tushohih karya Prof.Dr.As Sayyid Alawi al-Maliki al-Hasani Hal.269-270

Banyak orang keliru memahami arti tabarruk , dengan Nabi SAW ,jejak-jejak peninggalan Beliau,keluarga & para Pewarisnya dari para ulama dan wali. Mereka menilai bahwa setiap orang yang melakukan tabarruk telah melakukan tindakan syirik dan sesat sebagaimana kebiasaan mereka menyikapi hal-hal baru yang tidak diterima oleh pandangan mereka dan tidak terjangkau pemikiran mereka.

Perlu kami sampaikan bahwa tabarruk tidak lain adalah bertawasul kepada Allah dengan objek yang dijadikan tabarruk baik berupa jejak peninggalan, tempat atau seseorang.

BACA JUGA :


Adapun TABARRUK dengan orang orang sholeh adalah karena meyakini keutamaan dan kedekatan mereka kepada Allah dengan tetap meyakini ketidak mampuannya memberi kebaikan atau menolak keburukan kecuali atas izin Allah.

Adapun TABARRUK dengan jejak peninggalan-peninggalan (artefak) adalah karena peninggalan tersebut dinisbatkan kepada orang-orang dimana kemuliaan peninggalan itu berkat mereka ia dihormati, di agungkan, dan dicintai karenanya.

Adapun TABARRUK dengan tempat-tempat (situs), maka subtansi tempat itu sama sekali tidak memiliki keutamaan dilihat dari statusnya menjadi tempat, Tempat memiliki ke utamaan karena kebaikan dan ketaatan yang pernah dilaksanakan dan terjadi di dalamnya seperti sholat, puasa, dan semua bentuk ibadah yang pernah di lakukan oleh para hamba Allah di tempat-tempat yang dijadikan objek tabarruk.
.
.

No comments:

Post a Comment