Sunday, December 15, 2019

Jasad Penghafal Al-Qur'an Utuh Di Dalam Kubur

 https://syarifalfarisi.blogspot.com/


Abuya Muhammad pernah bercerita bahwa di negara Syiria, ada seorang syekh Min Ahlillah yang kesehariannya sibuk mengajarkan Al-Qur'an. Meskipun ia sudah hafal al-qur'an secara keseluruhan di luar kepala, ia tidak pernah lepas dari membawa Al-Qur an. Ke mana dan dimana saja ia berada, Al-Qur'an selalu bersanding indah di tangannya. Sudah semestinya, hal itu menuntut dirinya selalu berada dalam kondisi daimut thaharah (selalu suci dari hadats).

Di masa hidupnya, ia selalu berharap jika nanti ajalnya tiba, ia ingin saat itu sedang berada di kota Rasulullah SAW agar jenazahnya bisa di kebumikan di pemakaman Baqi' al-Ghargad, bersama para sahabat dan ahli bait Rasulillah SAW. Sayangnya takdir ilahi berkata lain. Saat ajalnya tiba, ternyata ia masih berada di negaranya sendiri, yakni Syiria. Tentu saja jenazahnya pun dikebumikan disana, sebab secara rasional, tidak mungkin jenazahnya di pindahkan ke Madinah dengan beberapa alasan berikut : 


1). ia bukan warga Madinah.
2). ia bukan pejabat pemerintah yang punya peranan penting di negaranya.
3). ia bukan hartawan yang mampu membiayai urusan pemakaman di luar negaranya.

Walhasil, dengan beberapa alasan tersebut, cita-cita asy Syekh agar jenazahnya di kebumikan di Madinah tidak dapat terlaksana. Lantas, apakah berarti Allah tidak mengabulkan cita-citanya? Bukankah ia termasuk min Ahlillah wa khossotihi? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita simak kisahnya lagi.


Setelah beberapa tahun dari kepergian asy Syekh ke alam barzakh, Allah menakdirkan salah seorang anaknya mampu memenuhi panggilannya untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah al Mukarramah dan berziarah kepada Rasulullah SAW di Madinatul Munawwaroh.


BACA JUGA :



Di saat ia berada di Madinah, ia menyempatkan diri mengunjungi sebuah toko kitab untuk membeli al-Qur'an. Di antara beragam jenis Al-Qur'an yang terpajang, ia melihat ada satu Al-Qur'an yang ganjil dalam penglihatannya. Al Qur'an itu terlihat agak kotor dan kusut. Didorong rasa penasaran, ia mencoba mengambilnya, lalu membuka lembaran pertamanya. Betapa ia dibuat kaget ketika melihat bahwa nama pemilik Al-Qur'an itu adalah ayahandanya sendiri.

Di satu sisi, ia memiliki keyakinan bahwa Al-Qur'an itu memang milik ayahnya, disisi lain ia bingung, mana mungkin Al-Qur'an ayahandanya berada disini?? Untuk mengobati rasa penasarannya, ia kemudian bertanya kepada si pemilik toko mengenai asal mula ia mendapatkan Al-Qur'an itu. Si pemilik toko lalu memberitahunya bahwa ia membelinya dari seorang tukang penggali kubur di pemakaman Baqi'. Berkat usahanya yang keras dan semangatnya yang tinggi akhirnya ia berjumpa dengan orang itu. Ia lalu menceritakan kronologi ditemukannya Al-Qur'an tersebut. 

"Saya mendapatkan Al-Qur'an itu saat menggali sebuah kubur, yang didalamnya terdapat jenazah yang jasadnya masih utuh dan harum. Ajaibnya, Al-Qur'an itu saya temukan dalam dekapannya, saya mengambilnya lalu menjualnya kepada si fulan (pemilik toko)."Setelah mendengarkan penuturan si penggali kubur, si anak kemudian meminta kepadanya agar bersedia menunjukkan letak kuburan itu dan menggalinya kembali. Setelah di gali, ternyata yang terbaring di kuburan itu betul-betul jenazah ayahandanya. Karena terharu, maka si anak spontan memeluk dan menciumnya.


Subhanallah.. Maha benar Allah bahwa jasad penghafal Al-Qur'an tidak akan hancur di dalam kubur. Dan Maha Suci baginya yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa. Sungguh, Allah benar-benar mengabulkan keinginan kekasihnya. Meski hal itu tampak mustahil di mata manusia, tapi tidak bagi Allah SWT.

No comments:

Post a Comment