Sunday, March 20, 2016

Seekor Burung Dan Kyai

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6350621372319428354#editor/target=post;postID=7123992025705656562;onPublishedMenu=posts;onClosedMenu=posts;postNum=0;src=link

Bacalah dengan hati dan sanubari yang di iringi dengan sebuah perenungan yang mendalam, marilah sama-sama kita simak kisah inspiratif berikut.

Alkisah di sebuah pesantren, seorang Kiyai memiliki seekor burung Beo yang terlatih untuk  berdzikir seperti:

Assalamu'alaikum,
Subhanallah,
Alhamdulillah,
Allahu Akbar,
Laa illa haillallah...

Suatu hari, pintu kurungan terbuka dan burung itu terbang bebas. Sontak para santri mengejar burung milik guru mereka, sementara si burung terbang tidak terkontrol dan tertabrak kendaraan yang melintas dengan kencang hingga terkapar sekarat lalu mati.

Sang Kiyai terlihat berbeda usai burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya. Para santri yang melihatnya pun mengira Kiyai nya bersedih karena burungnya mati, mereka berkata :

"Kiyai, jika hanya burung yang membuat Kiyai sedih, kami sanggup menggantinya dengan burung yang sejenis dan bisa berdzikir juga. Janganlah Kiyai bermurung hingga sedemikian lamanya !!"

Sang Kiyai menjawab: " Sesungguhnya aku bukan bersedih karena burung itu."

Para Santri: "Lantas kenapa Kiyai?"

Sang Kiyai berkata :

"Kalian melihat bagaimana burung itu sekarat setelah tertabrak ?"

Para Santri: "Ya, kami melihatnya."

Sang Kiyai melanjutkan :

"Burung itu hanya bersuara KKKKAAKK, KKKKHHEEK, KKKKAAKK, KKKKHHEEK, bukan kalimat tayibah yang sudah ku latih berdzikir sedemikian rupa, namun saat merasakan PERIHNYA SAKRATUL MAUT menjemput, ia hanya merasakan perihnya".

"Lalu aku teringat diriku, yang setiap hari terbiasa berdzikir, ba'da shalat bertafakur dan kugeluti al-Qur'an dan Haditsnya,....
JANGAN-JANGAN NASIBKU SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKRATUL MAUT.....  LALU BUKAN DZIKIR YANG KU UCAPKAN. AKU TAKUT DZIKIR YANG TERUCAP HANYA DIMULUT SAJA BUKAN DARI HATI...

" Wahai para santriku.... Padahal burung itu tidak diganggu setan saat sakaratul maut, sedangkan manusia diganggu setan saat sakaratul maut. Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan kita mati, khusnul khotimah ataukah su'ul khotimah ??"

Para Santri pun terdiam dan membenarkan Sang Kiyai dan mereka pun ikut murung memikirkan hal yang serupa dengan Kiyai-nya, bagaimana keadaan mereka saat menjemput sakaratul maut ?? dan bagaimana pula dengan aku ??



"Seberapa dekat atau jauh nya sebuah ajal yang kan datang kepada setiap orang, maka tidak akan pernah tau lah ia, melainkan hanyalah tanda-tandanya saja, semoga kisah diatas bisa membuat kita sadar dan tak terlena oleh gemerlapnya dunia fana yang sia-sia ini"

No comments:

Post a Comment